Jogja
Minggu, 2 Agustus 2015 - 22:20 WIB

WISATA SLEMAN : Cegah Ada Pendakian ke Puncak Merapi, Pengelola Terapkan Pengawasan Intensif

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Sleman untuk Gunung Merapi sementara waktu masih berbahaya jika dilakukan perjalanan hingga puncak.

Harianjogja.com, SLEMAN- Pengelola Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) akan mengawasi langsung para pendaki pada pendakian HUT Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus untuk mengantisipasi adanya kemungkinan yang melanggar aturan dan nekat naik hingga puncak Gunung Merapi.

Advertisement

“Kami akan turun langsung pada 16 dan 17 Agustus untuk melakukan pengawasan terhadap para pendaki. Ini karena meski sudah ada larangan tegas, tetapi hingga beberapa waktu terakhir ini masih terpantau banyak pendaki yang nekat naik hingga ke puncak Gunung Merapi,” kata Kepala Subbagian Tata Usaha TNGM Tri Atmojo yang dihubungi dari Sleman, Yogyakarta, Minggu (2/8/2015).

Menurut dia, pengawasan nantinya akan difokuskan di kawasan Pasar Bubrah jalur pendakian dari Selo, Boyolali, Jawa Tengah, bersama para relawan atau petugas “rescue”, terutama dengan relawan Barameru yang memang sudah ada kerja sama dengan TNGM.

Advertisement

Menurut dia, pengawasan nantinya akan difokuskan di kawasan Pasar Bubrah jalur pendakian dari Selo, Boyolali, Jawa Tengah, bersama para relawan atau petugas “rescue”, terutama dengan relawan Barameru yang memang sudah ada kerja sama dengan TNGM.

“Pengawasan terhadap para pendaki ini akan lebih diperketat bersama tim relawan dari Boyolali,” katanya.

Ia mengatakan, upaya ini dilakukan karena beberapa waktu lalu pihaknya kecolongan, ada sejumlah pendaki yang nekat sampai ke puncak Merapi.

Advertisement

Tri Atmojo mengatakan, meski sudah ada penambahan papan imbauan agar tak ada lagi yang nekat ke puncak, tapi masih ditemukan pendaki yang naik ke puncak Merapi.

“Kondisi di puncak Merapi cukup membahayakan bagi pendaki. Terutama akibat erupsi Merapi 2010. Itu menjadi bahan evaluasi kami,” katanya.

Larangan pendaki Merapi sampai ke puncak Merapi memang sudah lama diberlakukan paskaerupsi yang terjadi pada akhir 2010 yang mengakibatkan pada kondisi alam di sekitarnya.

Advertisement

“Bebatuan yang tidak stabil serta tempat yang tak lagi lapang untuk beristirahat para pendaki,” katanya.

Kepala TNGM, Edy Sutiyarto mengatakan, pihaknya tidak bisa sepenuhnya untuk melarang masyarakat umum melakukan pendakian ke Merapi pada 17 Agustus nanti.

“Kami hanya membatasi kuotanya agar pendakian lebih aman dan nyaman. Kuota pendakian, maksimal sampai 2.500 orang. Bila sudah mendekati angka tersebut, maka kami akan mengumumkan, supaya tak ada lagi yang mendaftar,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif