Jogja
Selasa, 4 Agustus 2015 - 21:20 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Debit Air Menurun, Petani Diimbau Tak Tanam Padi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Saluran Irigasi (JIBI/Dok)

Pertanian Sleman di musim kemarau ini terganggu akibat debit air irigasi dan sungai menurun

Harianjogja.com, SLEMAN – Pemkab Sleman tidak merekomendasikan untuk menanam padi, petani diimbau menanam palawija di musim kemarau saat ini.

Advertisement

Penyebabnya, debit air saluran irigasi terus menurun, bahkan lima sungai besar di Sleman dalam kondisi kering di hulunya. Puluhan pompa air disediakan untuk memberikan daya dukung irigasi pertanian.

Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Edy Sriharmanto menyatakan, pihaknya mengimbau kepada para petani agar tidak memaksakan menanam padi di musim kemarau saat ini.

Advertisement

Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Edy Sriharmanto menyatakan, pihaknya mengimbau kepada para petani agar tidak memaksakan menanam padi di musim kemarau saat ini.

Jika lahan pertanian memungkinkan untuk ditanami padi karena ketersediaan air, hal itu harus sudah diatur oleh tiap kelompok tani untuk bergantian menggunakan air.

“Jadi sudah ada persetujuan antar kelompok tani dalam penggunaan air irigasi. Misal tahun lalu kelompok A sudah menanam padi maka tahun ini menanam palawija, gantian kelompok lain yang menanam [padi],” terangnya, Senin (3/8/2015).

Advertisement

Tahun ini, lanjutnya, melalui koordinasi dengan dinas terkait, telah memberikan bantuan sekitar 30 pompa air portabel melalui kelompok tani di wilayah Sleman.

Pompa tersebut bisa dipinjam sewaktu-waktu oleh para petani jika membutuhkan, terutama untuk mengangkat air dari sungai menuju permukaan atau lahan pertanian.

“Itu melalui kelompok tani, bisa dipinjam secara gratis. Tapi mungkin ada beberapa kelompok tani yang misalnya sesuai kesepakatan ada biaya operasional untuk bahan bakar pompa,” ungkapnya.

Advertisement

Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Sleman mengidentifikasi adanya penurunan debit air di sejumlah sungai dan saluran irigasi.

Kepala Bidang Penyediaan dan Pembinaan Sumber Daya Air, Warsono menjelaskan, sungai berukuran besar di wilayah Sleman hulunya mulai mengering.

Kondisi itu terjadi di Kalikuning, Gendol, Opak, Krasak dan Boyong. Kelima sungai yang berhulu di Merapi ini memang secara langsung tidak menjadi pemasok air ke lahan pertanian. Tetapi menjadi penyuplai sejumlah bendung yang selain untuk perikanan juga sebagai pertanian.

Advertisement

Irigasi pertanian di Sleman, lanjutnya, sebagian besar didukung dari Sungai Progo yang terhubung melalui selokan mataram dari barat ke timur dan selokan van der wijck irigasi dari utara ke selatan.

“Sebenarnya tidak berdampak secara langsung ke pertanian. Pantauan kami sungai besar itu hanya tersisa di hilir untuk mengaliri beberapa bendung,” terangnya.

Meski demikian selokan van der wijck juga telah mengalami penurunan debit air.

Kepala Bidang Irigasi Dinas SDAEM Sleman Arif Permana menambahkan, debit air selokan van der wijck menurun dari normal 4,2 meter kubik/detik, musim kemarau saat ini hanya 3,6 meter kubik/detik. Selokan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian di Moyudan, Minggir, Gamping dan Godean. Sedangkan untuk selokan mataram masih berada di angka 12 meter kubik/detik.

Menurutnya kebutuhan pengairan irigasi hingga memasuki awal Agustus 2015 ini dinilai masih aman. Tetapi para petani sebaiknya merubah pola tanam.

Jika musim kemarau sebelumnya biasa ditanami padi, tahun ini direkomendasikan menanam palawija. Karena kebutuhan air untuk palawija lebih hemat daripada padi. “Kalau kecamatan lain masih memanfaatkan sungai yang ada,” ujar dia.

Guna mengantisipasi kekurangan air di sektor pertanian, pihaknya mengoperasikan 39 sumur pompa pompa air dalam. Sumur pompa air dalam itu berada di Kecamatan yang tidak memiliki potensi irigasi memadai seperti di Ngemplak, Kalasan, Ngaglik dan Berbah.

Pihaknya juga mensiagakan 13 pompa air portabel, di beberapa kantor pemantauan seperti Minggir, Gamping, Sleman, Tempel, Prambanan, Kalasan, Ngemplak dan Turi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif