Jogja
Senin, 12 Oktober 2015 - 09:20 WIB

LONGSOR BANTUL : Salah Konstruksi, Tebing Proyek Runtuh

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tebing longsor Magelang

Longsor Bantul disebuah tebing batu terjadi karena salah perhitungan.

Harianjogja.com, BANTUL-Kekhawatiran warga Dusun Banyakan II pun akhirnya terjadi juga. Tebing batu yang dibangun oleh PT. Suradi Sejahtera Raya (SSR) sejak awal tahun 2015 itu pun kembali longsor.

Advertisement

Jika beberapa pekan lalu, tumpukan batu yang sengaja disusun sebagai tebing penahan tanah itu ambrol di sisi timur, kini giliran siku tebing di sisi selatan yang ambrol. Seperti diakui oleh Tanti, warga dusun Banyakan II yang rumahnya tepat berada di kaki tebing batu tersebut, Jumat (9/10/2015) malam lalu, sekitar pukul 19.00, ia dikejutkan dengan suara gemuruh dari samping rumahnya.

“Waktu saya lihat ternyata tebing itu sudah ambrol,” katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (10/10/2015) siang.

Advertisement

“Waktu saya lihat ternyata tebing itu sudah ambrol,” katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (10/10/2015) siang.

Beruntungnya, tebing yang ambrol itu berada di sisi timur rumahnya. Selain itu, arah guguran batu pun masih terbilang cukup jauh dari rumahnya. Dari pantauan Harianjogja.com di lapangan, guguran batu itu lebih dekat dengan rumah Sumirah. Jarak guguran batu dengan dapur milik Sumirah itu hanya beberapa meter saja.

“Lah kalau batu itu ambrol lebih banyak lagi, ya bisa kena dapurnya Bu Sumirah,” ungkapnya.

Advertisement

Dijelaskan Sutarman, jumlah luasan lahan yang dibeli oleh PT SSR tersebut mencapai 2 hektar lebih yang meliputi 3 wilayah, yakni Dusun Banyakan I, II dan Dusun Nganyang. Hanya saja sayangnya, ia mengaku tak tahu menahu mengenai tujuan PT SSR membeli tanah itu.

“Saat saya tanya, Pak Suradi [owner PT SSR] tak menjawabnya, “ kata Tarman.

Terkait pembangunan tebing batu itu, ia mengaku sudah berkali-kali menyarankan kepada pihak perusahaan untuk melakukan dalam bentuk terasiring. Akan tetapi, pihak perusahaan nyatanya bergeming.

Advertisement

“Akhirnya, saya juga kesal. Akhirnya saya pun memilih untuk diam saja,” imbuhnya yang mengaku sempat bekerja di proyek tersebut sebagai pengawas lapangan itu.

Ia khawatir jika tebing itu tak segera dirombak dan ditata dalam posisi aman, hal itu akan membahayakan keberadaan warga yang ada di bawahnya. Tarman menjelaskan, di bawah tebing itu, selain terdapat tiga rumah yang berbatasan langsung, masih ada beberapa rumah dan sebuah mushalla yang terancam longsoran.

Itulah sebabnya, ia berharap agar pemerintah desa bisa menjembatani permintaan warga tersebut. Hal itu lantaran, dari beberapa kali upaya yang dilakukan warga untuk meminta pada pihak perusahaan agar merombak pola susunan tebing batu itu.

Advertisement

Terpisah, Suratman, salah satu pekerja proyek tersebut mengakui, pihaknya sudah kerap memberikan saran kepada pihak pemilik perusahaan untuk mengubah konstruksi tebing penahan itu. Ia menyarankan, tebing yang oleh perusahaan dibangun setinggi 9 meter itu, seharusnya dibangun dengan tinggi tak lebih dari lima meter saja.

“Tapi maunya perusahaan seperti itu, ya bagaimana lagi,” ungkapnya saat ditemui di lokasi proyek, Minggu (11/10/2015) siang.

Bahkan perusahaan pun sempat berencana menambah ketinggian tebing itu hingga mencapai 15 meter. Namun, belum sempat penambahan ketinggian itu dilakukan, tebing itu pun ambrol.

“Jadi ya terpaksa kami kurangi ketinggiannya sesuai tuntutan warga,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Ketua RT 03 Dusun Banyakan II, Sitimulyo itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif