Jogja
Rabu, 25 November 2015 - 19:55 WIB

FKUB: Pendirian Tempat Ibadah Masih Rawan Konflik

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

FKUB menilai pendirian tempat ibadah masih rawan konflik

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pendirian dan penggunaan bangunan sebagai tempat ibadah dinilai berpotensi menimbulkan konflik antarumat beragama. Forum kerukunan umat beragama (FKUB) dituntut bisa mengantisipasinya sejak dini dan sebelum percikkan konflik membesar.

Advertisement

Ketua FKUB Kulonprogo Muntachob mengatakan, FKUB memang harus lebih peka dengan setiap gejala sosial terkait kerukunan umat beragama. Upaya pembinaaan dan dialog selalu diutamakan.

“Sebelum terjadi persoalan, kami lakukan dialog. Kalau sudah pecah, itu menjadi kewenangan pemerintah meski FKUB tetap dilibatkan,” ujar Muntachob, usai peresmian gedung FKUB Kulonprogo, Kamis (25/11/2015).

Pemberian rekomendasi rencana pendirian tempat ibadah, lanjut Muntachob, juga perlu ekstra hati-hati. Di samping menggelar rapat internal membahas dokumen kelengkapan dan pemenuhan persyaratan lain, tim juga wajib melakukan peninjauan lapangan sebagai langkah verifikasi.

Advertisement

Muntachob berpendapat, potensi konflik antarumat beragama karena persoalan tempat ibadah di Kulonprogo masih cenderung rendah. Beberapa wilayah yang pernah mengalaminya antara lain Wates, Kalibawang, dan Sentolo.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo berpendapat Kulonprogo bukan termasuk wilayah rawan konflik antarumat beragama. Walau begitu, dia menyadari jika tetap ada potensi yang harus diantisipasi.

“Ada sedikit potensi pada pendirian tempat ibadah dan penyebaran keyakinan tapi bisa dipersuasi dengan pendekatan personal dan upaya mengakomodasi kedua pihak,” kata Hasto.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif