Jogja
Rabu, 1 Juni 2011 - 00:28 WIB

Iwan Fals suarakan toleransi dari lereng Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN: Nomor Bento dan Bongkar menjadi renungan suci konser Iwan
Fals, Rabu (31/5) malam. Disaksikan ribuan penontonnya, duo Iwan dan
Sawung Jabo mengingatkan kembali semangat pluralitas dan semangat
kebersamaan Indonesia.

Selain dua musisi senior, konser yang digelar di lapangan Desa Wukirsari Cangkringan juga dimeriahkan Sastro dan Subur dari Ki Ageng Ganjur.  Sastro memberi warna religius dengan siraman rohani ala santri Jawa sementara Subur, sang wayang boneka, menambah suasan cair dengan banyolan segar khas sang dalang, Ki Enthus Susmono.

Advertisement

“Bento adalah siap saja yang harus dibngkar karena menyuarakan keangkuhan diri, kesombongan atas nama Tuhan. Dia yang merasa paling benar dan selalu memaksakan kehendak,” tegas Sastro disambut tepukan tangan OI [Orang Indonesia], sebutan fans setia Iwan Fals.

Negeri Indonesia, kata dia, dilahirkan dari berbagai suku bangsa. Adat dan budaya. Jadi siapapun yang tidak mengakui perbedaan dan menghormati saudaranya sama saja tidak mengenal negerinya. Itu  artinya tidak mewarisi ciat cita founding father.

Sentuhan toleransi memang menjadi tema besar tur Iwan bertajuk Xtraligi. Iwan kembali mengingatkana betapa sentuhan rohanilah yang mampu membawa manusia kedalam penyadaran kebersamaan. Termasuk mencintai lingkungan.

Advertisement

Selian menggeber Bento dan Bongkar, Iwan juga membawakan nomor legendaris lainnya, Bung Hatta. Di akhir lagu, ia mengatakan betapa sosok negarawan pendahulu sulit dicari padananannya sekarang. Dimana kekuasaan tak lagi berpihak pada rakyat.

“Seperti tanam pohon. Ketika sudah besar beberapa pohon pun ada benalunya. Benalu itu ada yang bermanfaat untuk obat, tapi benalu sebagian besar merugikan. Apalagi benalu kehiduoan disuatu negeri,” ujar dia.

Konser juga dimeriahkan kehadiran “SBY” dan “Barack Obama”. Tentu bukan duo presiden, melainkan wayang golek. Kedua tokoh saling menyindir situasi politik tak termasuk isu SMS.

(Harian Jogja/Sumadiyono)
FOTO: HARIAN JOGJA/DESI SURYANTO

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif