Jogja
Senin, 17 Oktober 2011 - 17:47 WIB

Kesulitan ekonomi Dukuh gantung diri

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMANU—Heri Suyitno, 42,Dukuh Gunungsari, Desa Ngeposari, Semanu nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri, usai mengantar anaknya ke sekolah, Senin (17/10) pagi.

Ayah dua anak ini sengaja bunuh diri di atas blandar rumahnya bagian paling belakang. Menurut informasi korban terbelit persoalan ekonomi. Informasi yang dihimpun Harian Jogja di rumah korban kemarin, Heri Suyitno ketahui tergantung lehernya dengan tali yang biasa digunakan untuk pramuka dan ditemukan pertamakali oleh orangtuanya, Surahno, 70 sekitar pukul 09.30 WIB. Diprediksi korban sengaja menggantungkan lehernya setelah pulang mengantar anaknya yang bersekolah di SMP Kanisius Wonosari.

Advertisement

“Sekitar pukul Sembilan lebih [09.30] diketahui pertama kali oleh orangtuanya,” ujar Sudarlan salahsatu tetangga korban yang tinggal sekitar 20 meter dari rumah korban, kepada Harian Jogja, Senin (17/10).

Menurut Sudarlan yang juga salah satu tokoh masyarakat Dusun setempat, korban pada malam harinya masih sempat berbincang dengan dirinya dan mengantarkan undangan guna membahas E-KTP. Korban sudah mengagendakan akan melakukan rapat di rumahnya pada, Selasa (18/10) malam.

Tetapi keadaan berkata lain, undangan yang sudah disebar sendiri oleh Heri Suyitno dipastikan tak berjalan karena ia sengaja mengakhiri hidupnya. Hal yang sama juga disampaikan tetangga korban lainnya,Gatheng, 35, menurutnya, korban pada pagi harinya masih sempat mengantarkan anaknya yang duduk di SMP kelas 1 ke sekolah.

Advertisement

Meski demikian, ia sempat mendapatkan informasi jika korban terbelit persoalan ekonomi. Saat ini istri korban dalam keadaan hamil tujuh bulan. Hasil pemeriksaan tim medis puskesmas dan Polsek Semanu yang datang ke TKP tidak ditemukan tanda yang mencurigakan sehingga jenazah langsung dimakamkan oleh keluarga.

Sementara ratusan warga yang juga sejumlah perangkat desa serta muspika kecamatan mendatangi rumah korban untuk melayat. (HARIAN JOGJA/Sunartono)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif