Jogja
Senin, 7 November 2011 - 15:56 WIB

Kurban, Ponpes Al Qodir libatkan pemeluk agama lain

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Pondok Pesantren Al Qodir di Desa Wukirsari Kecamatan Cangkringan, Selasa (8/11) menyembelih 200 ekor kambing kurban di lapangan Jabalkat Desa Wukirsari. 200 Ekor kambing tersebut sebagian besar merupakan sumbangan dari masyarakat muslim di Singapura.

“Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban boleh dilakukan pada hari nahar yaitu tanggal 10 Dzulhijah atau hari Tasyrik yaitu tanggal  11, 12 serta 13 Dzulhijah. Ponpes Al Qodir menyembelih kurban pada 12 Dzulhijah agar daging hewan kurban tersebut betul-betul bermanfaat bagi masarakat,  karena umumnya masyarakat menyembelih kurban pada hari nahar.  Dengan menyembelih kurban pada tanggal 10 Dzulhijah ini agar tidak  terjadi penumpukan  daging kurban pada hari  nahar itu,” kata Pengasuh Ponpes Al Qodir, KH Masrur Ahmad MZ di sela-sela memeriksa ratusan kambing yang bakal disembelih, Senin (7/11).

Advertisement

Dijelaskan, pelaksanaan kurban tahun 1432 hijriyah di Ponpes Al Qodir kali ini memang sedikit lebih istimewa dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain bertepatan dengan satu tahun setelah musibah erupsi Merapi, jumlah hewan kurban yang disembelih juga cukup banyak yaitu 200 ekor kambing.

Selain itu, kata Kiai Masrur, pelaksanaan kurban di Al Qodir akan dibantu oleh komunitas dari masyarakat lintas agama. Para suster dari Panti Rapih dan mahasiswa kristiani dari Kampus Instiper Jogja bakal terlibat dalam pembagian daging kurban.

“Penyembelihan semua hewan kurban jelas dilakukan oleh kita, orang muslim. Tetapi untuk memotong-motong atau membungkusi ke dalam kantong plastik, akan dilakukan oleh para santri Al Qodir, masyarakat Wukirsari dan dibantu para suster serta umat agama lain,” kata Kiai Masrur.

Advertisement

Keterlibatan umat lain itu, kata Masrur, untuk menunjukkan bahwa ada kerukunan, ada kebersamaan  dan damai dalam kehidupan bermasyarakat. Sikap gotong royong ini, lanjut dia, perlu dipupuk dan dilestarikan agar kehidupan menjadi lebih indah.

“Jangan disalahpahami ini mencampuradukkan. Bagi umat Islam, menyembelih kurban jelas adalah ibadah. Dan tidak ada salahnya kalau ada umat lain membantu membungkusi dan memasukkan ke dalam plastik sebelum dibagikan kepada mustahiq atau penerima daging kurban,” kata Kiai Masrur.(HARIAN JOGJA/*/Amiruddin Zuhri)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif