SOLOPOS.COM - Jalan Malioboro (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Sedikitnya 100 komunitas akan memeriahkan kegiatan Jagongan Media Rakyat di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA– Combine Resource Institution atau CRI kembali menggelar Jagongan Media Rakyat (JMR) pada 21 – 24 April 2016 mendatang di Kompleks Jogja National Museum Yogyakarta.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Mengangkat tema “Menganyam Inisiatif Komunitas”, JMR 2016 akan mempertemukan tak kurang dari 100 komunitas maupun lembaga yang memiliki berbagai inisiatif dalam melakukan perubahan sosial di lingkungannya masing-masing.

Koordinator JMR 2016 Idha Saraswati menuturkan, JMR dirancang sebagai ruang yang mempertemukan berbagai komunitas, lembaga maupun individu yang selama ini memiliki kepedulian terhadap berbagai persoalan yang dihadapi warga.

“Dalam upaya mencari solusi atas berbagai persoalan tersebut, masing-masing pasti memiliki cara dan inovasi tertentu. Saat bertemu di JMR, masing-masing bisa saling berbagi dan belajar satu sama lain,” katanya, dalam konferensi pers, Senin (18/4/2016).

Menurut dia, berbagai temuan maupun inovasi yang terbukti telah bermanfaat bagi warga perlu dikabarkan agar bisa menginspirasi yang lain. Informasi mengenai berbagai temuan maupun inovasi tersebut menjadi penting.

Oleh karena itu, di JMR ini pula masing-masing akan membagikan pengalaman dalam mengelola informasi supaya bisa tepat sasaran dan pada akhirnya memberi manfaat bagi warga.

JMR adalah agenda dua tahunan yang digelar CRI sejak 2010. Agenda ini diadakan sebagai ruang untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan antarlembaga maupun komunitas, khususnya terkait dengan strategi masing-masing lembaga maupun komunitas dalam mengelola informasi.

Terkait dengan tata kelola informasi, sejak awal JMR memang fokus pada istilah media rakyat, terutama berbagai inisiatif untuk menyampaikan informasi yang penting dan berpihak pada rakyat.

“Itulah mengapa di JMR ada banyak sekali diskusi yang mengkritisi tata kelola informasi dan media di negara kita saat ini,” imbuh Idha.

Salah satu acara puncak yang mewadahi proses berbagi informasi tersebut adalah agenda Rembug Prakarsa yang digelar pada hari ketiga JMR, Sabtu (23/4/2016). Sesuai namanya, Rembug Prakarsa merupakan ajang bincang-bincang mengupas prakarsa sejumlah warga.

Ada John Bamba yang akan bercerita pengalaman membangun Credit Union di Kalimantan, Mila Roshinta yang merancang tarian guna membantu para bidan, serta M Hatta yang bercerita pengalaman radio komunitas mendorong konsep pariwisata berbasis komunitas di desanya.

Video jurnalis Dhandy Laksono akan membingkai cerita-cerita tersebut dengan sejumlah video dokumenter yang ia ambil di berbagai lokasi dalam ekspedisi Indonesia Biru.

Ferdhi Fachrudin Putra, salah satu panitia JMR menambahkan, di JMR 2016 total ada 38 sesi diskusi yang membahas berbagai tema. Tahun ini, proses diskusi akan sedikit berbeda karena ada inisiatif untuk mengakhiri sesi diskusi dengan gerakan digital.

“Tahun ini Change.org yang selama ini dikenal dengan petisinya berpartisipasi dalam JMR. Jadi Change.org akan mengajak semua yang hadir di JMR untuk meneruskan diskusi menjadi suatu gerakan bersama, salah satunya bisa dengan membuat petisi,” terangnya.

Selain kelas-kelas diskusi, JMR 2016 juga diisi dengan agenda Pasar Komunitas yang menampilkan produk-produk buatan tangan karya sejumlah komunitas, Pasar Buku yang menampilkan buku-buku dari penerbit independen, Panggung Rakyat yang menampilkan sejumlah musisi, Bioskop JMR yang memutar sejumlah karya video dokumenter dengan beragam tema, serta Kampung Dolanan yang ditujukan khusus untuk mengajak anak mencintai permainan tradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya