Jogja
Minggu, 30 Oktober 2011 - 15:30 WIB

12 Bunga bangkai ditemukan di Panjatan

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Bunga bangkai jenis suweg (Amorphophallus titanium) ditemukan di salah satu pekarangan warga Dusun VI, Bugel, Kecamatan Pancatan. Tak tanggung-tanggung, suweg yang tumbuh di pekarangan seluas lapangan basket tersebut sebanyak 12 bunga. Sayangnya, sebagian besar suweg yang ditemukan masih berupa kuncup dan lima suweg lainnya baru beranjak mekar.

Murdiyati, 31, pemilik lahan warga RT 22 RW 11 Dusun VI Bugel, Kecamatan Panjatan menjelaskan, tumbuhnya suweg tersebut baru diketahui Minggu (30/10) kemarin. Sebab, rumah dan pekarangan tersebut memang jarang ditempati. “Tadi pagi (kemarin), suami saya bersih-bersih di pekarangan, nggak tahunya ada bunga bangkai ini,” sergah Murdiyati, Minggu (30/10) di rumahnya.

Advertisement

Kehadiran 12 suweg tersebut memang baru terdeteksi karena dia bersama suaminya, Priyono, 34, memang jarang mendatangi rumah tersebut. Sebab, selama ini Murdiyati bekerja salah satu perusahaan di Jakarta dan suaminya menetap di Tanjungharjo, Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo.  “Dulu waktu saya masih kecil, pernah ada suweg di pekarangan ini. namun sudah lama tidak ada lagi. Kalau suami saya baru pertama kali melihat. Jadi sesuatu yang amazing, gitu,” tuturnya.

Priyono mengakui, baru mengetahui ada bunga bangkai di pekarangan itu setelah melihat pemberitaan di media soal temuan suweg di Gunungkildul. “Setelah saya amati, kok bunga itu seperti yang kemarin di beritakan di Gunungkidul. Lalu, saya kasih tahu sama istri saya, katanya dulu waktu kecil sudah pernah lihat suweg. Kalau saya sendiri baru pertama kali (melihat),” ujar pegawai yang bekerja di Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kulonprogo ini.

Dilihat dari ukurannya, terang Widi Siswoyo, 70, warga di sekitar yang juga paman dari pemilik pekarangan, suweg yang mulai mekar baru berumur sekitar 10 hari. Sebab, jelasnya, belum seluruhnya kuncup bunga itu mekar. Kalau sudah mekar, tingginya bisa setara dengan tinggi anak balita. “Kalau sudah mekar, kira-kira di usia 20 hari, sudah bau busuk,” jelas Widi.(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif