SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Reuters)

Angka penderita Tuberculosis resistent obat di DIY ditaksir terus mengalami peningkatan

Harianjogja.com, JOGJA- Angka penderita Tuberculosis resistent obat di DIY ditaksir terus mengalami peningkatan dan hingga 2014, presentasenya cukup tinggi.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Mantan ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) cabang DIY, Yusrizal menyatakan berdasarkan data tahun 2014, ada 6.269 orang yang dicurigai mengindap TB. Dari 6.269 orang tersebut yang positif TB adalah 2.977.

Yusrizal mengatakan 15% dari 2.977 orang yang mengidap TB adalah penderita TB resistent obat yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang telah mengalami kekebalan terhadap obat.

Meskipun ia tidak menunjukkan data pembanding, tapi Yusrizal meyakini angka penderita TB resisten di DIY setiap tahun mengalami peningkatan. “Setiap tahun meningkat,” jelasnya seusai bertemu dengan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X di Komplek Kepatihan, Rabu (5/7/2017).

Yuzrizal menduga salah satu penyebab kenapa angka penderita TB resistent obat cukup tinggi dan senantiasa mengalami peningkatan di DIY adalah karena rendahnya komitmen penderita TB dalam berobat dengan sungguh-sungguh.

“Harus dimotivasi agar masyarakat mau berobat dengan sungguh-sungguh. Kami Melakukan tindakan tempo untuk menanggulangi permasalahan ini. Tempo artinya temukan [penderitanya] kemudian dipisahkan dengan orang lain. Dilayani secara cepat dan diobati sampai tuntas,” jelas dokter di Rumah Sakit Sardjito ini.

Sementara itu dokter spesialis pulmonologi atau paru RS Sardjito, Munawar Gani menyatakan saat ini baru ada satu rumah sakit yang bisa menangani penderita Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB), yaitu Rumah Sakit Sardjito.

“Sementara pengobatan hanya ada satu di RS Sardjito. Pengobataan harus baik, tepat. Karena jika pengobataannya tidak tepat maka akhirnya menciptakan kekebalan baru. Biaya tinggi dan pengobatannya lama. Butuh keseriusan, dan dananya banyak,” jelasnya.

MDR-TB sendiri merupakan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri tuberkolosis yang sudah kebal terhadap obat-obatan terutama: Ripampisin ( R) dan Izoniasid ( INH). Di Banyak kasus, kadang ditambah dengan obat-obatan lainya, misalnya Etambhutol ( E), dan obat-obatan lainnya.

Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X menyatakan penyakit TB memang menjadi salah satu hal yang menjadi keprihatian Pemerintah Daerah DIY. Menurutnya, Pemda DIY sejauh ini sudah menyediakan Rumah Sakit khusus paru Respira untuk menekan angka penderita TB.

Ia menyebut seharusnya rumah sakit khusus paru juga dibangun di setiap kabupaten dan kota di DIY agar memudahkan pelayanan dan penanganan kepada penderita TB.

“Tapi kembali lagi ke pemberdayaan masyarakat. Masyarakat sendiri kadang kurang peduli terhadap penyakit. Ada anggota keluarga atau warga di sekitar yang sakit, tapi dibiarkan. Mestinya ada dorongan untuk bagaimana bisa berobat. Karena TB ini unik. Di level tertentu bakterinya resistens,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya