Jogja
Kamis, 9 Juni 2011 - 16:26 WIB

155 hektare lahan Wukirsari kekurangan air

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL: Sebanyak 155 hektare lahan padi di Desa Wukirsari, Imogiri kekurangan air menyusul musim kemarau sejak sebulan terakhir.

Bendahara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Wukirsari, Bandiman kepada Harian Jogja, Kamis (9/6) mengatakan, kekurangan air terjadi karena sejak dua kali musim tanam  petani terus menanam padi lantaran berspekulasi curah hujan berlebih. Padahal kata dia, biasanya pada musim tanam saat ini petani menanam palawija. Sementara 155 hektare sawah tersebut merupakan tadah hujan bukan irigasi hingga sangat bergantung dengan cuaca.

Advertisement

Dari total luas lahan tesebut sekitar 20 hektare masih berada dalam radius 500 meter dari sungai Pucung, sehingga untuk mengakali kekurangan air, petani menyedot air dari sungai tersebut. Itu pun menurut Bandiman, debit air sungai Pucung mulai berkurang. Lahan yang berada dalam radius lebih dari 500 meter terpaksa tak dapat dialiri air dengan pompa. Padahal kata dia tanaman masih memerlukan air untuk menunggu masa panen.

“Di luar 500 meter terpaksa dibiarkan kekurangan air, jadi hasil panennya tidak sempurna. Padi mulai tidak padat lagi,” ujar Bandiman.

Desa Wukirsari menurut Bandiman memang rentan kekeringan air lantaran mayoritas lahan tadah hujan. Pemerintah sebenarnya sudah menyediakan pompa penyedot air dari sungai Opak serta tandon penampungan air. Namun sayang air tak sampai ke tempat penampungan yang berjarak sekitar 1.600 meter. Karena jaringan air dan pipa antara sungai dengan tandon rusak tercampur lumpur sungai. (Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Advertisement

Foto Ilustrasi

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif