SOLOPOS.COM - Arena pertunjukan di pelataran Tebing Breksi. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Sleman, dua lokasi, Tebing Breksi dan Kaliadem sedang naik daun.

Harianjogja.com, SLEMAN — Taman Tebing Breksi dan Kaliadem merupakan salah dua contoh objek wisata alam yang beberapa tahun belakangan ini hit di Kabupaten Sleman. Kedua tempat tersebut berkembang karena kejelian warga sekitar dalam melihat peluang, uluran tangan pemerintah, dan peran media sosial.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Pengelola Taman Tebing Breksi, Kholiq Widiyanto mengatakan Taman Tebing Breksi dulunya merupakan bekas penambangan batu breksi yang kemudian dijual sebagai bahan baku patung atau batako.

“Tapi setelah ada penelitian ternyata tebing itu merupakan endapan abu vulkanik dari gunung api purba Nglangeran. Sehingga kemudian di pasang patok-patok sebagai larangan kepada warga agar tidak melakukan penambangan,” katanya saat dihubungi Sabtu (13/5/201).

Kholiq menceritakan awal pengembangan taman breksi dimulai sejak pemerintah membangun panggung terbuka yang bernama Tlatar Seneng. Sejak saat itu, ia mengatakan pengembangan terus dilakukan sampai akhirnya pada tahun 2015, Taman Tebing Breksi di resmikan sebagai cagar budaya oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.

“Ini memang dikelola oleh masyarakat. Tapi, perlu digaris bawahi, kami dapat bantuan dana dari Gubernur untuk pengembangannya. Dana ini diturunkan karena pemerintah ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan mengelola sebuah objek wisata,” ujarnya.

Ia mengatakan sejak dibuka pertama kali, Taman Tebing Breksi selalu ramai pengunjung. Padahal, Kholiq mengatakan pihaknya tidak pernah melakukan promosi besar-besaran, paling banter hanya mengadakan pentas jatilan dan ketoprak.

Kholiq mengatakan Taman Tebing Breksi menjadi populer karena bantuan pengunjung. Ia mengatakan wisatawan yang berkunjung ke Taman Tebing Breksi kemudian menggunggahnya ke media sosial merupakan promosi terbesar sekaligus termurah.

“Kami memang punya Instagram dan Facebook, tapi penyebarannya tidak terlalu kencang. Kami juga bikin brosur, tapi sedikit. Promosinya, ya, dari pengunjung sendiri. Promosi terbaik kami, hanya berusaha seramah mungkin dengan pengunjung. Itu saja.”

Dari data yang ada, pengunjung objek wisata ini lumayan banyak. Di tahun 2016 ada 315.423 wisatawan yang berkunjung. Sementara sampai Maret 2017 saja sudah 196.890 wisatawan yang berkunjung ke tempat yang terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.

Meski tempat wisata yang dikelolanya cukup ramai, Kholiq mengakui Taman Tebing Breksi masih punya beberapa kekurangan, terutama dari sisi infrastruktur. Ia mengatakan, jumlah toilet yang tersedia di Taman Tebing Breksi belum sebanding dengan jumlah pengunjung.

“Sekarang ada enam toilet, dulunya hanya dua. Dengan pengunjung di hari Minggu yang lebih dari 4000 orang, bisa dibayangkan antriannya seperti apa. Jalan ke Taman Tebing Breksi juga masih batuan, kalau hujan licin, kalau kemarau berdebu,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengatakan sedang menunggu cairnya dana dari Gubernur DIY yang ‘turun’ setiap setahun sekali. Kholiq juga mengatakan sedang berusaha menambah jumlah mobil Jeff yang ada di Taman Tebing Breksi sebagai bentuk pengembangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya