SOLOPOS.COM - Pemasangan spanduk oleh warga Nglarang, Jumat (6/1/2023). - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi

Solopos.com, SLEMAN — Lebih dari dua tahun warga di Padukuhan Nglarang, Kalurahan Tlogoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunggu kepastian pembayaran uang ganti rugi dampak pembangunan tol Jogja-Solo. Sampai saat ini warga setempat tidak mengetahui kejelasan terkait nominal dan pembayarang uang ganti rugi itu.

Ketua RT 004, Padukuhan Nglarang, Suhindarto, mengatakan warga di Nglarang resah karena lebih dari dua tahun menunggu kejelasan pembayaran uang ganti rugi (UGR) terkait lahan mereka yang terdampak proyek tol Jogja-Solo. Belum jelasnya besaran dan pembayaran UGR itu, warga mengaku kesulitasn mencari rumah atau lahan pengganti.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

“Banyak warga yang sudah menjanjikan DP [uang muka] rumah, tanah, di daerah lain. Sampai jual lainnya kayak mobil untuk menutup lagi. Sudah ada beberapa warga pinjam bank. Sudah menjanjikan terhadap pihak lain, kenyataannya ditunggu-tunggu yang dijanjikan belum terealisasi,” ujarnya, Minggu (8/1/2023).

Dia menjelaskan di Nglarang ada sekitar 96 bidang lahan yang terdampak tol Jogja-Solo. Warga pertama kali menerima sosialisasi terkait pembebasna lahan tol Jogja-Solo pada 2019 lalu. Namun, hingga tahun ini belum mendapat kabar lagi setelah sebelumnya dilakukan penilaian tim appraisal.

Lebih lanjut, kata dia, pada Kamis (5/1/2023) warga mendapat undangan musyawarah UGR pada 10-17 Januari 2023.

“Dari barat Padukuhan Tegalsari, lalu warga sini sebagaian 12 Januari, dilanjutkan 16 dan 17 Januari. Undangan musyawarah penentuan harga,” ujarnya.

Sebelumnya warga sempat memasang spanduk sebagai bentuk aspirasi karena tidak adanya kejelasan tentang UGR ini. Dia mengaku warga sudah mencoba bertemu dengan pihak kalurahan dan kapanewon untuk mendapat kejelasan, tetapi hanya disuruh menunggu.

Di spanduk tersebut disebutkan beberapa poin, di antaranya warga sudah menunggu janji pembayaran UGR dua tahun lebih, warga tidak mau menderita karena besaran UGR yang tidak layak. Warga juga menyebutkan harga tanah di lokasi tersebut sudah mencapai Rp2,5 juta hingga Rp3 juta, sehingga ganti rugi Rp4 juta tidak cukup.

Suhindarto mengaku warga belum pernah mendapatkan informasi berapa kisaran nominal UGR tol. Angka Rp4 juta itu menurutnya hanya sebuah pertanyaan yang diajukan warga untuk menjadi atensi bagi tim persiapan pembebasan lahan tol.

“Di sini dekat perkotaan, akses ke mana pun juga luas, ke kantor desa, kantor camat, puskesmas, rumah sakit, kampus. Kurang-lebihnya Rp4,5 sampai Rp5,5 juta kalau misal terealisasi. Permintaan warga itu dimanusiakan saja,” ungkapnya.

Penjelasan PPK 

Merespon hal ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembebasan lahan tol Jogja-Solo, Dian Ardiansyah, menjelaskan musyawarah penetapan bentuk ganti rugi sudah dijadwalkan oleh Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk diselenggarakan pekan depan.

“Dimulai dari Kalurahan Trihanggo pada 10 Januari 2023, kemudian dilanjutkan Kalurahan Tlogoadi berturut-turut sampai 17 Januari 2023. Undangan untuk pihak yang berhak sudah didistribusikan mulai Kamis [5/1/2023] ke pihak kalurahan dimaksud,” katanya.

Mengenai harga yang dikeluhkan oleh warga, ia mengaku juga tidak mengerti warga mengetahui info harga tersebut dari mana.

“Karena kalau dari P2T setahu saya baru akan membuka harga hasil penilaian oleh appraisal saat penyelenggaraan musyawarah minggu depan,” ujarnya.

Hingga saat ini, total pembebasan lahan untuk tol Jogja-Solo sudah sebesar 74%, setelah sebelumnya dilakukan pembayaran terakhir di dua Kalurahan, yakni Tirtomartani dan Selomartani pada akhir Desember lalu.

Bokoharjo sebagai kalurahan yang sudah diajukan pembayarannya ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) akan menyusul jadwal pembayaran UGR selanjutnya.

Sementara itu, Humas Jasamarga Jogja-Bawen (JJB), Rizky Nugraha, mengatakan untuk tol Jogja-Bawen berdasarkan data terakhir pada akhir Desember lalu, pembebasan lahannya masih sebesar 65% termasuk lahan tambahan sebesar 18,8 hektare.

“Progres konstruksi untuk Seksi 1 Yogyakarta-SS Banyurejo sepanjang 8,8 km adalah sebesar 22,25 persen hingga 30 Desember 2022. Kami sudah melakukan konstruksi Pekerjaan material lain seperti membangun perlintasan, terowongan, saluran sudah banyak dilakukan dan ini terus berprogres,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Protes! Dua Tahun Nasib Ganti Rugi Tol Tak Jelas, Warga Nglarang Pasang Spanduk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya