SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

KULONPROGO—Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo akan mengurangi kuota pupuk Urea dan meningkatkan stock pupuk NPK dan organic untuk pertanian di Kulonprogo. Mereka juga mengaku belum mendengar rencana kenaikan harga pupuk mulai tahun depan.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono menjelaskan, pasokan pupuk di Kulonprogo tahun depan, tidak akan jauh berbeda dengan pasokan pupuk selama 2011. Selama 2011 ini, rata-rata kebutuhan pupuk di Kulonprogo sebanyak 26.865 ton untuk semua jenis.

Hanya saja, tambah dia, terjadi perubahan kuota untuk masing-masing jenis pupuk di Kulonprogo. Bila selama 2011, stock pupuk urea sekitar 12.000 ton, untuk tahun depan kuotanya diturunkan menjadi sekitar 9.000 ton. Sebagai gantinya kuota untuk pupuk jenis ZA, NPK, dan organik akan ditingkatkan. Pasalnya, pupuk jenis NPK memiliki unsur yang sama dengan urea yakni unsure N (Nitrogen).

“Kuota pupuk urea kami turunkan dan kuota pupuk jenis NPK akan kami naikkan. Kami berharap petani lebih memanfaatkan penggunaan pupuk NPK secara berimbang,” tandasnya saat dikonfirmasi Harian Jogja, Jum’at (30/12).

Menurut Bambang, hingga kini belum ada rencana baik secara lisan maupun formal terhadap kenaikan harga pupuk. Meski begitu, dia berharap kenaikan harga pupuk tidak terjadi. “Sampai saat ini (rencana kenaikan harga pupuk) belum kami terima, baik secara lisan maupun surat resmi dari Kementrian,” tukas dia.

Soal rencana perbedaan warna bagi pupuk bersubsidi dan non subsidi pada 2012, Bambang mengakui hal itu akan dilakukan. Meski begitu mekanisme distribusi pupuk tetap tidak mengalami perubahan. “Mekanisme distribusinya tetap, sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian. Kalau soal harga, Dinas belum mengetahuinya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah petani mengeluhkan tingginya harga pupuk di Kulonprogo. Bila sesuai HET, harga pupuk urea dijual Rp1.600 per kilogram, SP-36 Rp2.000 (per Kg), ZA Rp1.400 (per Kg), Phonska Rp2.300 (per Kg), dan pupuk organik Rp700 (per Kg), menurut petani harganya selisih antara Rp500 hingga Rp1.000 untuk setiap kilonya.

“Harga pupuk kadang naik antara Rp500 sampai Rp1.000 perkg. Tergantung penjualnya. Harga urea saat ini Rp2.000 perkg dan Pondska Rp2.500 perkg. Jadi mahal buat kami,” keluh Saring, 35, petani warga Dusun 10, Pleret, Kecamatan Panjatan, belum lama ini.(Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya