Jogja
Senin, 18 September 2017 - 01:20 WIB

250 Mahasiswa dari Seluruh Penjuru Nusantara Berkumpul di UAJY Diskusikan Media Digital

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana kegiatan seminar Demokrasi Dalam Media Digital di Auditorium Kampus IV Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Sabtu (19/9/2017). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Sekitar 250 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengikuti seminar bertajuk Demokrasi Dalam Media Digital di Auditorium Kampus IV Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)

Harianjogja.com, SLEMAN – Sekitar 250 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia mengikuti seminar bertajuk Demokrasi Dalam Media Digital di Auditorium Kampus IV Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Sabtu (19/9/2017). Mahasiswa mendapatkan wawasan dalam menggunakan media digital secara bijak.

Advertisement

Ketua Panitia Seminar Nasional BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UAJY Ulang Kumara menjelaskan, kegiatan itu tidak hanya diikuti mahasiswa dari Jogja namun dari luar daerah juga banyak yang turut andil. Mereka datang karena tertarik dengan bahasan tentang media digital.

Ia tidak menampik, bahwa keberadaan media digital sangat membantu masyarakat dalam mengakses informasi. Namun karena peredaraan informasi yang begitu cepatnya, sehingga masyarakat sering tak sempat melakukan klarifikasi terkait berita yang diunggah, entah valid atau tidak.

“Dari sana kami menganggap seminar ini perlu membahas lebih detail terutama demokrasi dalam lingkup media digital. Respon mahasiswa sangat positif, terbukti banyak yang kritis menanyakan persoalan berkaitan media digital saat ini,” ungkapnya di sela-sela seminar, Sabtu (19/9/2017).

Advertisement

Sasongko WK Penggagas Kampong Cyber Yogyakarta yang hadir sebagai narasumber menceritakan berbagai upaya yang dilakukan dalam membentuk kampung menjadi melek internet. Presentasinya tentang kampung cyber cukup membuat peserta banyak bertanya.

Salahsatunya tentang dampak media digital bagi anak-anak. Perkembangan kemampuan mengoperasikan internet di kampung cyber, kata dia, lebih cepat dibandingkan dengan para orangtua.

“Bagaimana pola interaksi anak kecil, yang perlu diperhatikan bagaimana anak kecil mengakses. Di kampung cyber, kami membuat kesepakatan, pengguna internet anak kecil wajib didampingi. Jadi tidak ada komputer di dalam kamar, saat ini aman, koneksi sudah difilter sudah cukup aman untuk anak-anak,” kata dia di hadapan peserta seminar.

Advertisement

Cara-cara mengakses media digital dengan tepat tanpa asal mengunggah atau melakukan share, memang menjadi paling utama di tengah kian cepatnya informasi.

“Semakin berkembang, demokratisasi yang tidak sehat, saat ini kita nggak bicara menit atau jam lagi dalam media digital, tetapi detik, maka kita perlu berkomitmen agar gerakan literasi digital bisa dijaga dengan baik,” kata Dhiyah Ayu Retno Dosen Komunikasi Pemasaran dan Periklanan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif