Jogja
Selasa, 24 Januari 2017 - 18:20 WIB

3 Kambing di Gunungkidul Mati, Pemilik Khawatir Antraks

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik kambing, Partini menyiapkan pakan kambing di kandang belakang rumahnya di Dusun Wareng I, Desa Wareng, Kecamatan Wonosari, Selasa (24/1/2017). (JIBI/Irwan A. Syambudi)

3 kambing di Gunungkidul mati mendadak

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemilik kambing di Dusun Wareng I, Desa Wareng, Kecamatan Wonosari khawatir lantaran tiga kambingnya mengalami gejala-gejala yang mirip terkena virus antraks sebelum mati.

Advertisement

Namun Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Wonosari menyimpulkan tiga kambing tersebut negatif virus antraks.

Pemilik kambing, Partini mengaku khawatir dengan matinya tiga kambing dalam sepekan terakhir. Dia khawatir lantaran genjala yang terjadi pada kambingnya sebelum mati mirip dengan gejala ternak yang terjangkit virus antraks.

“Tidak mau makan, lemas, kejang-kejang dan mengeluarkan busa dari mulut sebelum mati,” ujar warga Dusun Wareng I itu kepada wartawan, Selasa (24/1/2017).

Advertisement

Satu kambing miliknya yang berumur dua pekan itu mati pada Jumat (20/1/2017) lalu. Kemudian pada dua hari berikutnya satu kambing yang berumur dua pekan dan enam bulan juga mati hampir bersamaan. Salah satu kambing kata dia bahkan mengeluarkan busa melalui mulutnya saat kejang-kejang.

Khawatir sembilan kambing miliknya ikut tertular. Tiga kambing yang mati langung dia sembelih dan kubur. Namun satu kambing miliknya yang berumur dua pekan kini juga mengalami gejala yang sama, yakni lemas tidak mau makan sehingga tidak kuat berdiri.

“Sebelumnya sudah saya peraskan susu dari induknya tapi tidak mau minum. Dikasih makan juga tidak mau,” ujarnya.

Advertisement

Kepala Puskeswan Wonosari, Riana Wati menjelaskan tiga kambing yang mati di Dusun Wareng I bukan karena virus antraks. Dia menyebut penyebab kematian hanya karena kelemahan umum.

”Kami tadi wawancara dengan pemilik. Dari gejala yang diceritakan oleh pemilik itu kami menyimpulkan itu hanya gejala kelemahan umum karen perubahan cuaca,” ungkapnya.

Kelemahan itu terjadi lantaran dua kambing  yang masih kecil tersebut tidak mau menyusui. Akibatnya dua kambing tersebut mengalami kelemahan hingga menyebabkan kematian. Sedangkan satu kambing lainya yang sudah berumur enam bulan diduga mati karena mal nutrisi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif