SOLOPOS.COM - Ilustrasi (googleimage.com)
BANTUL—Keberhasilan pengembangan pembangkit listrik tenaga hibrid (PLTH) melalui kincir angin di Pantai Baru, Poncosari, Srandakan menginspirasi Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) untuk menggelar lomba desain kincir pembangkit listrik.
Lomba yang baru pertama kali digelar di Indonesia itu bertempat di Pantai Baru, Srandakan mulai Kamis (27/12/2012) hingga Senin (31/12) mendatang. Selain Kemenristek, lomba tersebut juga terselenggara berkat kerjasama Pemkab Bantul dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sejumlah perguruan tinggi turut berpartisipasi dalam lomba yang memperebutkan piala Kemenristek dan hadiah puluhan juta rupiah itu. Di antaranya dari ITB, ITS, UGM, UNY, UMY, dan Sanata Dharma Yogyakarta.
“Dari 52 tim yang mendaftar, hanya 25 tim yang layak ikut kompetisi. Satu tim terdiri dari satu dosen dan tiga mahasiswa. Kami siapkan lokasi pemasangan dan generator untuk desain kincir dari masing-masing tim,” kata Ketua penyelenggara lomba, Tlalu Sakti Santosa, Rabu (26/12).
Selain dari banyaknya energi yang dihasilkan, Tlalu menerangkan, penilaian lomba tersebut juga berlandaskan pada segi ketahanan kincir angin. Setelah kincir angin dipasang selama lima hari, masing-masing tim akan mempresentasikan hasil karyanya guna memastikan orisinalitas.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul, Tri Saktiana, menambahkan para peserta lomba bebas menggunakan baling-baling dari fiber maupun kayu. “Yang jelas, kapasitas generatornya 400 watt,” terangnya.
Menurut Tri, penyelenggaraan lomba tersebut sebagai salah satu upaya menjadikan Bantul sebagai Holand Van Java. Yang mana, wilayah pesisir Bantul bakal dijadikan kawasan yang ditumbuhi banyak kincir angin. Kini, di kawasan Pantai Baru telah berdiri sekitar 40 kincir angin pembangkit listrik.