Jogja
Sabtu, 28 Januari 2012 - 11:55 WIB

40 KM Jalan Rusak, Diperbaiki 14 KM

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Keterbatasan anggaran masih menjadi kendala utama untuk mewujudkan jalan di seluruh Kabupaten Bantul beraspal mulus. Dari 40 kilometer panjang total jalan yang rusak, baru sekitar 14 kilometer yang akan diperbaiki di tahun ini.

Data yang dihimpun dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bantul, Kamis (26/1), dari 665 kilometer jalan yang sudah beraspal, 40 kilometer di antaranya rusak karena aspal mengelupas maupun berlubang. Adapun jalan yang belum beraspal masih sekitar 235 kilometer panjang totalnya.

Advertisement

Kepala Bidang Jalan DPU Bantul Yudho Wibowo membenarkan jika keterbatasan anggaran masih menjadi kendala.

“Di samping itu, jalan yang rusak pada umumnya memiliki kontur tanah yang labil dan sering dilalui muatan berat,” terang Yudho, Kamis (26/1). Kondisi itu kian diperparah oleh tingginya intensitas hujan sejak akhir 2011 lalu.

Mengenai rencana perbaikan jalan rusak tahun ini, Yudo mengungkapkan, dananya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Dari DAK, DPU Bantul mendapat kucuran Rp6,4 miliar untuk perbaikan jalan sepanjang 5,7 kilometer yang terbagi di lima titik.

Advertisement

Yaitu, di jalur Wonolelo, Pleret – Piyungan, jalur Gedungkuning – Wonocatur, Kajor – Kedungjati Imogiri, Wojo – Barongan, dan Kuwiran – Pajangan.

Adapun dari DAU, DPU Bantul digelontor dana Rp9 miliar untuk perbaikan jalan sepanjang delapan kilometer di delapan titik.

Yakni, di jalur Bejen – Manding, Bangunjiwo – Metes, Triwidadi –Meter ,Nglebang – Banyudadap, Sendangwesi – Malayan, Dlingo, Plumbon – Karangbendo, Banguntapan, Krebet –Pentung, dan Mojolulo – Kedungmiri, Imogiri.

Advertisement

Di samping itu, tahun ini DPU juga menganggarkan Rp700 juta untuk pengadaan aspal stimulan bagi warga yang hendak membangun jalan swadaya.

Hingga kini, jumlah proposal yang mengajukan bantuan aspal stimulan mencapai 189 buah. Ada di antara proposal itu yang telah diajukan sejak 2008 silam. “Karena aspal terbatas, kami juga terapkan skala prioritas,” pungkas Yudho. (HARIAN JOGJA/Dinda Leo Listy)

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif