Jogja
Selasa, 4 Juli 2023 - 22:39 WIB

5 Ekor Ternak Terjangkit Antraks, Kapanewon Semanu di Gunungkidul Diisolasi

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi. (Freepik)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Sebanyak lima ekor hewan ternak ditemukan terjangkit atau positif antraks di Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Atas temuan itu, lalu lintas ternak di kapanewon tersebut untuk sementara waktu diisolasi.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti, mengatakan pihaknya menemukan lima ekor hewan ternak positif antraks dari November 2022 hingga menjelang Iduladha 2023 di wilayah Semanu.

Advertisement

“DPKH Gunungkidul melalukan langkah antisipasi penyebaran antraks dengan pembatasan lalu lintas hewan ternak di wilayah itu,” kata Wibawanti, Selasa (4/7/2023).

Dia menuturkan lima hewan ternak yang positif antraks di Semanu itu memiliki gejala mati mendadak.

“Saat mendapat laporan dari masyarakat adanya hewan ternak mati mendadak, petugas langsung ke lapangan mengambil sampel. Kemudian dicek di laboratorium dan hasilnya positif antraks,” katanya yang dikutip dari Antara.

Advertisement

Wibawanti menuturkan pihaknya telah meminta agar ternak yang mati untuk dikubur dan diambil spesimennya untuk diuji laboratorium. Namun, sebagian masyarakat justru tidak mengindahkan imbauan petugas. Ternak yang telah dikubur justru sebagian dibongkar kemudian disembelih dan dagingnya dimakan banyak orang.

Setelah hasil laboratorium keluar ternyata sapi mati yang dikonsumsi positif terjangkit antraks.

Setelah ditemukan hewan ternak mati terjangkit antraks, pihaknya menggelar sosialisasi tentang penyakit hewan strategis.

Advertisement

“Kami lakukan pemberian anti biotik, vaksinasi antraks, pemberian disinfektan di lokasi, serta meminimalkan ternak keluar dari kawasan ternak yang terkena antraks,” katanya.

Lebih lanjut, Wibawanti mengatakan DPKH Gunungkidul juga mengeluarkan surat keterangan kesehatan hewan untuk ternak yang dikirim keluar dengan terlebih dahulu diperiksa atau diuji laboratorium untuk memastikan hewan bebas penyakit antraks.

“Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran antraks,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif