6 Kelompok Tani Demangrejo Bikin Sekolah Lapang

Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

BERCOCOK TANAM—Sejumlah petani di Tayuban, Kecamatan Panjatan sedang bercocok tanam, Selasa (6/3) (JIBI/HARIAN JOGJA/ABDUL HAMIED RAZAK)

KULONPROGO—Enam Kelompok Petani di Desa Demangrejo, Sentolo akan menggelar sekolah lapang (SL) awal April mendatang. Langkah tersebut dilakukan agar kualitas sumber daya manusia (SDM) petani meningkat, khususnya dalam mengimbangi pertanian yang semakin modern.

Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Wetan Kenteng, Senia menjelaskan, para petani di wilayahnya akan dibekali program SL sebagai persiapan musim tanam ketiga, April mendatang. Rencananya, sekolah tersebut akan dilakukan selama 10 hari.

“Kami buat 25 orang dalam satu kelompok, soalnya syarat penyelenggaraan SL ini satu kelompok untuk 20 hektare pertanian,” jelasnya kepada Harian Jogja, Selasa (6/3).

Ia berharap kegiatan tersebut memberi pemahaman baru bagi petani agar melek teknologi dan lebih giat menggunakan pupuk organik dan populer menggunakan sistem pertanian legowo (penanaman berjarak).

Sebelumnya, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo, M Aris Nugroho mengatakan, kebutuhan bibit padi di Kulonprogo mencapai 475 ton di mana per hektare lahan membutuhkan 25 kg bibit padi.

“Dari 19.000 hektare luas tanam di wilayah Kulonprogo, Dinas baru bisa memberikan bantuan untuk 8.000 hektare luas tanam. Sisanya, petani didapat dari luar daerah,” ungkapnya.

Meski begitu, lanjut Aris, untuk memenuhi kebutuhan bibit padi di Kulonprogo pihaknya bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY akan memperluas penakaran benih padi. Terdapat 100 hektare penakaran benih di empat kecamatan berbeda, baik di Kecamatan Sentolo (Desa Banguncipto), Temon (Karangwuluh), Galur (Kranggan) dan Lendah (Bumirejo).(ali)