60 Ayam Buras Mati Mendadak

BANTUL—Sejak tiga bulan terakhir, sudah ada sekitar 60 ayam buras yang mati mendadak di wilayah Kecamatan Sanden dan Srandakan. Di wilayah Sanden, hingga bulan ini diketahui masih ada kasus ayam buras mati mendadak.

“Tetapi saya lupa berapa jumlahnya yang di Sanden kemarin,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Edy Suhariyanta, Jumat (27/1). Saat ini, Dispertahut masih terus memantau kondisi peternakan ayam di tiga desa dari dua kecamatan tersebut.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Tiga desa itu adalah Murtigading dan Gadingsari, Sanden dan Desa Poncosari, Srandakan. Adapun untuk desa-desa di kecamatan lain belum dilakukan pemantauan karena belum ada laporan masuk soal adanya ayam yang mati mendadak.

Dari hasil pemeriksaan petugas Dispertahut, Edy mengungkapkan, 60 ayam yang mati mendadak itu tidak satupun dinyatakan akibat terserang wabah flu burung (H5N1). “Jadi, masyarakat jangan mudah panik,” pinta Edy.

Guna mencegah terus bertambahnya kasus ayam mati mendadak, Dispertahut telah menyediakan disinfektan dan vaksin ayam gratis bagi para peternak. Disinfektan dan vaksin itu akan didistribusikan melalui Puskeswan yang tersebar di setiap kecamatan.

Meski belum lama ini dikabarkan wabah flu burung memakan dua korban tewas di DKI dan Tangerang, Edy mengimbau warga agar jangan terlalu berlebihan menanggapinya. Yang dimaksud Edy yakni jangan gegabah memusnahkan unggas lain di sekitar unggas yang mati mendadak itu.

Data yang dihimpun dari Dispertahut, saat ini jumlah populasi unggas di Bantul mencapai sekitar 250.000. Dari jumlah itu, populasi unggas yang mendominasi antara lain ayam buras, bebek, angsa, dan burung peliharaan. (HARIAN JOGJA/Dinda Leo Listy)