SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo berupaya melakukan penyemprotan air terhadap lapisan tanah yang beresiko longsor di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Selasa (24/1/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bencana Kulonprogo berupa tanah longsor diantisipasi dengan penyemprotan air

 

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo melakukan penyemprotan air terhadap lapisan tanah yang beresiko longsor di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Selasa (24/1/2017).

Tindakan itu diharapkan mampu mengurangi potensi longsor susulan yang masih mengancam warga.

Bencana longsor terjadi pada tebing setinggi 250 meter dan mengenai sebuah rumah warga di Soropati pada Selasa (17/1/2017) pekan lalu.

Tim Mitigasi Bencana Fakultas Teknik UGM lalu melakukan kajian dan survei lapangan untuk memetakan potensi dan tingkat kerawanan bencana pada dua hari berikutnya.

Hasilnya, tim menyebut masih ada tiga lapisan tanah yang beresiko menyebabkan longsor susulan. Lapisan paling atas diketahui memiliki panjang 350 meter, lapisan kedua 50 meter, dan lapisan pertama atau paling bawah sepanjang 30 meter.

Meski demikian, kondisi wilayah di bawah tebing juga dikatakan akan lebih aman jika tiga lapisan tanah yang tersisa bisa benar-benar longsor. Harapan itu juga berlaku bagi beberapa batu yang masih berpotensi kembali menggelinding karena kondisi tanah yang labil.

“Hari ini kami menindaklanjuti kajian dari UGM dengan berusaha menjatuhkan layer satu. Kami mencoba menyemprotkan air dari atas,” kata Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro.

Astungkoro memaparkan, masyarakat sekitar mengungkapkan jika sudah tidak ada pergerakan atau longsor susulan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Meksi begitu, pemerintah tetap khawatir dengan adanya hujan yang bisa memicu longsor.

Selain menghilangkan potensi longsor, penyemprotan air juga digunakan untuk melihat kekuatan dan kestabilan tanah. Hasilnya akan dievaluasi pada Rabu (25/1/2017) besok.

“Kalau tidak ada pergerakan apapun, berarti memang mulai berhenti turunnya [pergerakan tanah],” ujar Astungkoro.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Hepi Eko Nugroho mengatakan, penyemprotan air dilakukan terhadap lapisan paling bawah.

Sebelumnya, tim memastikan kawasan di bawah tebing sudah steril dari warga untuk menghindari kemungkinan terburuk. Hingga saat ini, warga memang masih diminta mengungsi. Namun, mereka biasanya diperbolehkan kembali ke rumah pada siang hari.

Hepi lalu mengungkapkan, tim mengalami beberapa kendala teknis dalam upaya penyemprotan, khususnya terkait suplai air. Kondisi jalan menuju lokasi yang menanjak membuat tangki dari tiga mobil yang disiapkan tidak dapat diisi air dengan penuh.

Tambahan bantuan air dari PDAM juga tidak bisa segera dikirim karena mati listrik. “Nanti dilihat hasilnya seperti apa. Kita tunggu sampai besok. Barang kali nanti malam tanahnya ambrol,” ucap Hepi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya