Jogja
Rabu, 25 Januari 2017 - 14:53 WIB

BENCANA KULONPROGO : Akhirnya, Retakan Tanah di Soropati Disemprot Air

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo berupaya melakukan penyemprotan air terhadap lapisan tanah yang beresiko longsor di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Selasa (24/1/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Bencana Kulonprogo berupa tanah longsor diantisipasi dengan penyemprotan air

 

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo melakukan penyemprotan air terhadap lapisan tanah yang beresiko longsor di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Selasa (24/1/2017).

Tindakan itu diharapkan mampu mengurangi potensi longsor susulan yang masih mengancam warga.

Advertisement

Tindakan itu diharapkan mampu mengurangi potensi longsor susulan yang masih mengancam warga.

Bencana longsor terjadi pada tebing setinggi 250 meter dan mengenai sebuah rumah warga di Soropati pada Selasa (17/1/2017) pekan lalu.

Tim Mitigasi Bencana Fakultas Teknik UGM lalu melakukan kajian dan survei lapangan untuk memetakan potensi dan tingkat kerawanan bencana pada dua hari berikutnya.

Advertisement

Meski demikian, kondisi wilayah di bawah tebing juga dikatakan akan lebih aman jika tiga lapisan tanah yang tersisa bisa benar-benar longsor. Harapan itu juga berlaku bagi beberapa batu yang masih berpotensi kembali menggelinding karena kondisi tanah yang labil.

“Hari ini kami menindaklanjuti kajian dari UGM dengan berusaha menjatuhkan layer satu. Kami mencoba menyemprotkan air dari atas,” kata Sekretaris Daerah Kulonprogo, Astungkoro.

Astungkoro memaparkan, masyarakat sekitar mengungkapkan jika sudah tidak ada pergerakan atau longsor susulan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Meksi begitu, pemerintah tetap khawatir dengan adanya hujan yang bisa memicu longsor.

Advertisement

Selain menghilangkan potensi longsor, penyemprotan air juga digunakan untuk melihat kekuatan dan kestabilan tanah. Hasilnya akan dievaluasi pada Rabu (25/1/2017) besok.

“Kalau tidak ada pergerakan apapun, berarti memang mulai berhenti turunnya [pergerakan tanah],” ujar Astungkoro.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Hepi Eko Nugroho mengatakan, penyemprotan air dilakukan terhadap lapisan paling bawah.

Advertisement

Sebelumnya, tim memastikan kawasan di bawah tebing sudah steril dari warga untuk menghindari kemungkinan terburuk. Hingga saat ini, warga memang masih diminta mengungsi. Namun, mereka biasanya diperbolehkan kembali ke rumah pada siang hari.

Hepi lalu mengungkapkan, tim mengalami beberapa kendala teknis dalam upaya penyemprotan, khususnya terkait suplai air. Kondisi jalan menuju lokasi yang menanjak membuat tangki dari tiga mobil yang disiapkan tidak dapat diisi air dengan penuh.

Tambahan bantuan air dari PDAM juga tidak bisa segera dikirim karena mati listrik. “Nanti dilihat hasilnya seperti apa. Kita tunggu sampai besok. Barang kali nanti malam tanahnya ambrol,” ucap Hepi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif