SOLOPOS.COM - Evakuasi korban/JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana

Evakuasi korban/JIBI/Harian Jogja/Gilang Jiwana

Padukuhan Serpeng yang biasanya sunyi pada malam hari mendadak riuh. Puluhan warga sekitar memadati halaman rumah Harto Wiyono yang menjadi posko darurat untuk mengevakuasi korban. Beberapa kendaraan tim penyelamat dan ambulans tampak bersiaga di sepanjang jalan kampung itu. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Gilang Jiwana.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Tim penyelamat sudah mulai bersiaga sekitar pukul 15.00 WIB. Tetapi karena arus sungai yang terlalu deras, mereka tidak mampu melakukan upaya berarti untuk menyelematakan empat orang peserta pendidikan dasar speleologi yang terjebak di Gua Seropan II.

Baru sekitar pukul 17.00 WIB ketika air mulai surut, tim penyelamat bergerak cepat.
Kelegaan sempat terjadi ketika sekitar pukul 20.00 WIB, saat seorang peserta berhasil diselamatkan dalam kondisi sadar. Melihat hal itu, tim penyelamat semakin bersemangat. Tetapi medan yang ekstrem membuat upaya evakuasi penuh kendala.

Evakuasi semakin bertambah menantang karena hujan yang turun sejak siang hari tak kunjung reda. Akibatnya jalan menuju lokasi gua menjadi licin dan becek. Kondisi ini menyulitkan distribusi alat antara markas komando di rumah Harto Wiyono dan Gua Seropan II. Apalagi, jarak tempuhnya mencapai sekitar 300 meter yang melalui areal perladangan.

Sayang, upaya penyelamatan tim SAR tidak berbuah manis, ketika seorang korban, Ganang Samodra, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dinaikkan dalam kondisi tak bernyawa. Sekitar satu jam kemudian, giliran jenazah Dian Putri Permatasari dari Fakultas Biologi UGM yang dievakuasi.

Meski tak melihat adanya tanda positif korban selamat lainnya, tim penyelamat tak menyerah. Mereka tetap berusaha menyelamatkan korban dengan bantuan tali dan alat penerangan karena kondisi gua yang gelap gulita. Ketika korban terakhir ditemukan, harapan tim untuk menyelamatkan kembali pupus karena Hevin Paharisa dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto sudah tergantung tak bergerak pada tali karmantel yang menjadi gantungan hidupnya.

Secara keseluruhan, upaya penyelamatan dilakukan selama delapan jam, mulai pukul 17.00 WIB hingga sekitar pukul 01.00 dini hari.

Ketiga korban tewas langsung dilarikan ke RSUD Wonosari untuk diidentifikasi. Saat jenazah datang, sejumlah anggota Mapala dari Jogja sudah ada yang bersiaga di depan kamar jenazah untuk memastikan korban tewas.

“Saya langsung lari ke sini ketika tahu ada yang tidak beres. Untung anggota saya selamat semua,” ujar salah satu anggota Mapala.

Ketua Panitia Pendidikan Dasar Speleologi, Cahyo Alkantana mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah memperkirakan berbagai hambatan termasuk kemungkinan terjadinya banjir di Gua Seropan. Tetapi setelah berbagai perhitungan dilakukan, mereka yakin tidak akan ada kendala dalam penelusuran ini. “Ternyata ada kehendak lain, kami mohon maaf karena keteledoran kami,” kata Cahyo.

Cahyo yang juga memimpin upaya evakuasi mengatakan, kesulitan di Gua Seropan II karena medan yang ekstrem. Tim penyelamat harus berpacu dengan waktu dengan bergantung pada tali untuk menyelamatkan korban yang terjebak di lorong gua.

Belum lagi masih ada kendala cuaca yang tidak bersahabat sehingga makin mempersulit pergerakan tim penyelamat. “Vertical Rescue itu sendiri sudah sangat sulit, ditambah dengan kondisi yang tidak kami perkirakan. Kami terpaksa menunggu beberapa saat hingga air surut sebelum bisa masuk ke dalam gua,” paparnya.

Goa Serpeng sendiri termasuk ke dalam goa multi-pitch dengan kedalaman pitch pertama 40 meter dan pitch kedua 20 meter. Gua Serpeng berada di posisi lembah dengan dikelilingi sawah dan kebun disekitarnya. Gua ini merupakan Gua yang sering digunakan untuk pelatihan penelusuran gua dan pemetaan bagi pecinta alam maupun penggiat gua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya