SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sendratari Ramayana (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Sendratari Ramayana (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Harianjogja.com, SLEMAN—Festival Ramayana Internasional 2013 akan kembali digelar di Panggung Terbuka Ramayana Candi Prambanan mulai 6 – 9 September 2013.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Rencananya pementasan ini diikuti sembilan negara di Asia yang memiliki kesamaan jenis kesenian tersebut.

Plt.Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gendro Nurhadi mengatakan kedelapan negara, antara lain Kamboja, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan tuan rumah Indonesia.

“Masing-masing negara mengirimkan satu kontingen dengan jumlah anggota 25 orang. Sedangkan Indonesia mengirim dua kontingen yang diwakili Bali dan DIY,” kata Gendro Nurhadi saat jumpar pers di gedung pertunjukan Candi Prambanan, Kamis (5/9/2013).

Gendro menambahkan festival ini sebenarnya sudah pernah digelar di Indonesia pada tahun 1971. Jadi sekitar 42 tahun festival internasional ini baru bisa kembali di gelar.

“Kenapa memilih di Prambanan karena di sini view paling bagus. Di sini satu-satunya di dunia yang memiliki panggung pementasan dengan latar Candi Prambanan atau yang menggambarkan kisah Ramayana itu sendiri,” kata Gendro.

Pimpinan Yayasan Roro Jonggrang Prof. Timbul Haryono mengatakan dalam pementasan sendratari ini akan dipentaskan sepuluh episode berbeda dari epos Ramayana. Masing-masing kontingen akan menampilkan dengan durasi 30 menit.

“Dalam penampilan Sendratari Ramayana tersebut akan diiringi musik hidup tradisional yang ada di tiap negara peserta. Kalau ditotal, seluruhnya melibatkan lebih dari 500 seninam dari dalam dan luar negeri,” tambah Timbul yang mengatakan pementara ini mengangkat tema “Similarity in Diversity”.

Timbul menambahkan, tujuan diadakannya festival ini untul melihat dan merevitalisasi sejauh mana perkembangan epos Ramayana yang sudah secara universal diadopsi di negara-negara Asia. Bukan hanya persamaannya cerita namun juga masuknya budaya lokal dalam kisah tersebut.

“Kami berharap dalam acara ini bisa juga menjadi pemersatu negara-negara yang memiliki peninggalan yang sama, yakni kisah Ramayana. Meskipun akan disajikan dengan berbeda-beda namun masih bisa dikemas dengan kisah yang sama,” kata Timbul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya