Jogja
Kamis, 24 Januari 2013 - 18:45 WIB

AAU Hanya Loloskan 17 Calon Penerbang

Redaksi Solopos.com  /  Esdras Ginting  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

BANTUL–Menjadi penerbang memang tidak semudah membalik telapak tangan. Meski telah lolos tes administrasi, akademis, dan kesehatan, tanpa memiliki bakat terbang, calon penerbang biasanya kebingungan menentukan arah saat pertama kali berkesempatan mengarungi udara.

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisucipto Yogyakarta, Mayor Sus Hamdi Londong Allu, di sela sidang panitia penentu terakhir (pantukhir) tahap dua calon perwira prajurit sukarela dinas pendek (PSDP) Penerbang TNI, Rabu (23/1/2013).

“Di udara, Anda akan hilang arah. Tidak kenal lagi mana barat, timur, utara, dan selatan. Yang ada hanya blank (kosong),” kata Londong kepada Harian Jogja.

Bakat terbang bisa terdeteksi saat calon penerbang mengetahui arah pesawat meski instruktur telah mengajaknya berputar-putar. Selain bakat terbang, Londong menambahkan, syarat wajib bagi calon penerbang adalah kesehatan mata dan telinga.

Advertisement

“Nepotisme tidak berlaku dalam proses rekrutmen prajurit TNI. Kelulusan tiap calon peserta selalu berdasar pada hasil pengujian sesuai standar yang berlaku,” tandasnya.

Maka itu, setelah melalui serangkaian seleksi, dari 369 pendaftar lulusan SMA jurusan IPA di seluruh Indonesia, hanya tersisa 17 calon PSDP Penerbang TNI yang masuk pantukhir tahap dua di Wing Pendidikan (Wingdik) Terbang Lanud Adisutjipto Yogyakarta.

“Awalnya yang dibutuhkan sekitar 25 personel. Karena ada dinamika proses pembelajaran, calon yang terpilih hanya 17 orang,” terang Ketua Panitia Pusat Penerimaan PSDP, Marsda TNI Bambang Wahyudi, sebelum memimpin rapat sidang pantukhir.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif