Jogja
Rabu, 16 Desember 2015 - 23:40 WIB

ABK Bisa Kerja Seperti Orang Normal

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Profesor Edi Purwanta saat pengukuhan jabatan guru besarnya bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, di Gedung Resktorat UNY, Rabu (16/12). (Joko Nurgoho/JIBI/Harian Jogja)

Pendidik harus mampu memberikan pendidikan karier dan bimbingan karier terintegrasi menyangkut keterampilan kerja spesifik lewat mata pelajaran keterampilan.

 

Advertisement

Profesor Edi Purwanta saat pengukuhan jabatan guru besarnya bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus pada Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, di Gedung Resktorat UNY, Rabu (16/12). (Joko Nurgoho/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN – Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bisa berkarya dan belajar layaknya anak-anak normal. Hal ini bisa terwujud jika pendidik mampu memberikan pendidikan karier dan bimbingan karier terintegrasi menyangkut keterampilan kerja spesifik lewat mata pelajaran keterampilan.

Tentu saja semua ini dengan catatan, memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus yang beragam. Jika hal ini diberikan, maka ABK mampu bersaing dengan anak-anak normal lainnya bahkan saat berada di dunia kerja.

Advertisement

“Terlebih, melalui determinasi yang kuat, individu berkebutuhan khusus dapat keluar dari zona pekerjaan stereotip dan memperoleh pekerjaan sesuai minat, bakat, dan potensinya,” kata guru besar bidang Ilmu Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Profesor Edi Purwanta saat pengukuhan jabatan guru besarnya, di Gedung Resktorat UNY, Rabu (16/12/2015).

Edi menaljutkan kemandirian finansial dapat tercapai yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup individu berkebutuhan khusus.

“Kemandirian kerja bisa tercapai jika pendidik melibatkan dirinya dan juga siswanya secara aktif dalam menjadikan siswanya memiliki karakter autonomous,” lanjut pria berkumis itu.

Advertisement

Dalam konteks bimbingan karier, keterlibatan tersebut berfokus pada kegiatan eksplorasi karier yang memiliki ranah kemampuan mengeksplorasi diri sendiri, kemampuan mengeksplorasi lingkungan, dan pemberian pengalaman belajar yang bermakna.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif