Jogja
Minggu, 20 Oktober 2013 - 20:30 WIB

Abrasi Glagah Makin Menggila

Redaksi Solopos.com  /  Wisnu Wardhana  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - abrasi di pesisir selatan (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

Harianjogja.com, KULONPROGO–Gelombang pasang Laut Selatan  dalam dua pekan terakhir menyebabkan abrasi di Pantai Glagah kian tidak terkendali. Terjangan ombak kembali menghantam kawasan wisata itu Sabtu (19/10/2013) pukul 21.00 WIB. Akibatnya, tiga kios milik warga dan satu tempat parkir roboh tersapu gelombang pasang. Kejadian ini menyebabkan pemilik kios mengalami kerugian sedikitnya Rp20 juta.

“Kios ini sudah berdiri sejak lama, bangunannya semi permanen karena saya hanya punya hak sewa. Dulu saya membangunnya habis Rp5 juta. Rata-rata biayanya sebesar itu,” ujar Sumarjiyono, 53, pemilik kios yang tersapu gelombang ketika ditemui Harian Jogja, Minggu (20/10/2013).

Advertisement

Jika ditotal, lanjut dia, setidaknya sudah 15 kios rata disapu ombak besar sejak dua pekan terakhir. Terjangan ombak tidak hanya menyebabkan kios-kios roboh. Lebih dari itu, abrasi di objek wisata itu semakin parah. Garis pantai semakin bertambah ke arah daratan. Dalam dua hari terakhir bahkan garis pantai bertambah 15 meter ke arah daratan.

“Lihat saja, tatanan cor bis itu adalah sumur milik saya. Tiga hari lalu, saya masih bisa pergunakan karena kios saya belum tersapu gelombang, tapi kini sudah jadi lautan,” tandasnya.

Budi Sumaryoto, 47, pemilik kios lain menambahkan, terjangan ombak yang menghantam tiga kios pada akhir pekan itu sebenarnya tidak sebesar sebelumnya. Menurut dia, tinggi gelombang hanya lima meter atau lebih rendah satu meter dibanding saat ombak menghancurkan kios-kios di dekat area pemecah gelombang Pantai Glagah, pekan lalu.

Advertisement

Dia khawatir ombak akan semakin mengancam kios-kios yang masih berdiri. Sementara jarak kios itu berdekatan dengan kios yang telah hancur tersapu ombak. Untuk meminimalisasi kerugian, warga sengaja membongkar kios meski bangunan itu masih berdiri tegak.

“Kemungkinan tersapu ombak sangat mungkin terjadi. Jadi pemilik berinisiatif agar dibongkar daripada hancur akibat terjangan gelombang,” tandasnya.

Harapannya, pemilik masih bisa memanfaatkan kayu, genteng dan bambu pada kios mereka. Jika tersapu gelombang, lanjut Budi, penopang bangunan itu sudah rusak sehingga jarang  dapat difungsikan lagi.

Advertisement

Sementara, di Pantai Trisik, Kecamartan Galur gelombang tinggi juga masih terjadi. Hanya gelombang tinggi pada Sabtu (19/10/2013) malam tidak sampai mengakibatkan kerusakan kios-kios dan perahu-perahu di lokasi itu.

“Ombak masih besar, tapi masih besar pekan lalu kalau di Trisik,” papar Kepala Dusun Imorenggo, Solikin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif