Jogja
Rabu, 28 September 2016 - 11:20 WIB

ABRASI PANTAI SELATAN : Dampak Cuaca Ekstrem Tahun 2016 Paling Parah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Untung Waluyo meninjau lokasi Pantai Bugel yang mengalami abrasi, Kamis (22/10/2015). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Abrasi Pantai Selatan, Kulonprogo terbilang parah dibanding sebelumnya.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Cuaca ekstrem yang melanda kawasan Kulonprogo paling berpotensi mengakibatkan abrasi terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan gelombang tinggi di laut selatan melanda kawasan yang lebih luas.

Advertisement

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Hepi Eko Nugroho mengatakan bahwa bencana abrasi paling parah mengancam kawasan Kulonprogo daerah selatan.

“Dengan fenomena sekarang maka abrasi lebih meningkat,”ujarnya pada Selasa (27/9/2016).
Gelombang laut selatan mencapai ketinggian 3 hingga 4 meter sehingga warga dihimbau meminimalkan aktivitas di laut.

(Baca Juga : ABRASI PANTAI SELATAN : Gelombang Tinggi Tak Separah Medio Bulan Puasa, Tapi ..)

Advertisement

Sejumlah tanaman di sisi pantai seperti cemara dan pandan juga telah banyak yang hanyut terbawa air laut. Padahal, tanaman tersebut juga berfungsi sebagai penahan abrasi pantai. Selain tanaman, pemukiman warga transmigrasi lokal di Ring 1 Bugel juga terancam dengan semakin naiknya air laut. Hepi menyebutkan bahwa tahun ini merupakan masa air laut naik paling dekat dengan rumah warga.

Selain itu, curah hujan yang tinggi juga berpotensi mengakibatkan bencana longsor khususnya di kawasan utara Kulonprogo. Hepi mengatakan bahwa telah terjadi sekitar 20 bencana longsor selama Bulan September. Warga di daerah potensi bencana juga telah disiagakan sementara satuan tugas (satgas) yang dibentuk oleh BPBD Kulonprogo juga telah melakukan sejumlah antisipasi. Komunitas tanggap bencana tersebut disiagakan untuk melakukan mitigasi berupa penimbunan pada retakan tanah yang berpotensi longsor dan melakukan pemantauan ketika hujan turun.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif