SOLOPOS.COM - Kondisi Pantai Kuwaru setelah abrasi. Foto diambil Minggu (29/9/2013). (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Harianjogja.com, BANTUL—Perekonomian warga Pantai Kuwaru, Bantul terpuruk akibat bencana abrasi yang menghancurkan bangunan dan tumbuhan di wilayah ini.

Kehilangan bangunan karena tergerus abrasi Rubiyanto, 41, salah seorang penjaga parkir di Pantai Kuwaru. “Dulu saya punya warung kecil di dekat pantai, waktu Lebaran masih ada sekarang sudah hilang,” ujarnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Daya rusak abrasi dinilai semakin besar. Pada 2000, jarak antara Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan bibir pantai masih 150 meter, namun sekarang jaraknya tinggal 20 meter atau hilang 130 meter.

Dindin, warga lainnya menuturkan, abrasi menghancurkan mata pencaharian warga. Awalnya tercatat sebanyak 200 pedagang berjualan di Kuwaru. “Sekarang seratus pedagang saja tak sampai,” ungkapnya.

Warga kini memilih menjadi petani yang menggarap lahan seadanya. Atau seperti yang dialami Rubiyanto, lebih banyak mengandalkan pemasukan dari menjaga parkir, karena sudah tak dapat lagi berjualan.

Terpisah, Ponijo, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Kuwaru mengatakan, Dibutuhkan pemecah ombak (breakwater) untuk mencegah terulangnya abrasi.

“Kalau cuma disuruh geser dua ratus meter dari pantai, mau geser ke mana lagi percuma saja karena abrasi semakin luas. Kecuali dibuatkan pemecah ombak hanya biayanya mahal,” imbuh Ponijo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya