SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dokumen)

BANTUL – Korban abrasi di kawasan pesisir Pantai Samas Bantul mulai kehabisan bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan sehari hari. Mereka berharap pemerintah serius menangani kebutuhan warga masyarakat selama tinggal ditenda darurat pengungsian dan segera mengambil kebijakan mengatasi abrasi.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

“Bantuan makanan siap saji yang datang tahap pertama kemarin sudah habis. Kami berharap warga tinggal di tenda pengungsian sementara di tanggungjawab pemerintah karena situasi darurat ini membuat kami tidak bisa bekerja,” kata Trimulyadi melayan Samas korban abrasi kepada Harian Jogja, Kamis (27/6/2013).

Trimulyadi memastikan nelayan Samas belum bisa bekerja karena kondisi gelombang yang tidak aman. Gelombang pasang tinggi masih hingga Kamis pagi sekitar pukul 08.00 wib masih terjadi. Muara pantai banyak dipenuhui sampah yang menghambat lalu lintas keluar masuk nelayan. Mereka memutuskan berhenti melaut karena alasan keselamatan.

Di lokasi pengungsian sementara, Tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul telah membangun tujuh tenda darurat untuk mengevakuasi warga. Dapur umum juga disiapkan untuk penanganan warga masyarakat yang terkena dampak langsung abrasi berjumlah 12 bangunan usaha dan hunian atau sekitar 25 orang.

Mugari warga Samas menambahkan sampai dengan hari kemarin terdapat lima rumah yang ikut dikosongkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang masih akan terus mengancam keselamatan harta benda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya