SOLOPOS.COM - Pejabat Walikota Jogja Singgih Raharjo saat menginisasi Gerakan Mbah Dirjo di Kelurahan Giwangan, beberpa waktu lalu.
Solopos.com, JOGJA — Sebanyak 16.000 titik biopori sudah dibuat di wilayah Kota Jogja. Pembuatan biopori tersebut bisa mengurangi sampah sebanyak 60 ton per hari.
Penjabat Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo, mengatakan sebanyak 16.000 titik biopori itu terselenggara berkat program Gerakan Mbah Dirjo atau gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja. Singgih menyebut Gerakan Mbah Dirjo ini sudah berlangsung selama dua pekan sejak pertama kali diluncurkan pada akhir Juli 2023.
Dia menyampaikan belasan ribu titik biopori yang sudah terdata itu adalah kumulatif baik yang baru dibuat setelah gerakan ini diluncurkan maupun yang dibuat sebelumnya.
“Sebanyak 16.000 yang sudah dilaporkan ini akan terus dimaksimalkan untuk mengelola sampah secara mandiri,” kata dia, Sabtu (12/8/2023).
Singgih menargetkan 16.000 biopori ini mampu mengurangi volume sampah di Kota Jogja sebanyak 60 ton per hari.
“Gerakan Mbah Dirjo ini kami kalkulasi mampu mengurangi sekitar 30 persen sampah yang ada, targetnya dapat mengurangi 60 ton sampah per hari,” katanya.
Salah satu biopori terbesar di Kota Jogja, terang Singgih, dibangun di Pasar Satwa Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty) di mana berkapasitas satu ton.
“Kami bangun di Pasty itu empat biopori masing-masing berkapasitas satu ton, jadi totalnya empat ton,” rincinya.
Pembangunan biopori di pasar yang berada di Kota Jogja tengah digencarkan Dinas Perdagangan (Disdag).
“Pengerjaan biopori di pasar ditangani Disdag dengan jumlah yang akan dibangun sebanyak 70 biopori berukuran luas, salah satunya di Pasty itu,” terangnya.
Singgih menuturkan penanganan masalah sampah di hulu atau di tingkat masyarakat sudah diusahakan semaksimal mungkin.
Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Ada 16 Ribu Biopori di Jogja, Mbah Dirjo Ditargetkan Kurangi 60 Ton Sampah