Jogja
Rabu, 11 Agustus 2021 - 23:24 WIB

Ada Rentetan 21 Kali Gempa Bumi di DIY, Ini Penjelasan BMKG

Harian Jogja  /  Abdul Hamid Razak  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi BMKG (Eva Safitri/detikcom)

Solopos.com, SLEMAN – Rentetan 21 kali gempa bumi di laut Selatan Gunungkidul dan sekitarnya sejak Selasa (10/8) hingga Rabu (11/8/2021) akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia yang menyusup ke bagian bawah lempeng Eurasia.

Kepala Stasiun Geofisika Sleman BMKG Yogyakarta, Ikhsan Pramudya mengatakan rentetan gempa selama dua hari itu memiliki magnitudo 2.6 hingga 4.2. Dengan kedalaman rata-rata 10km. Berdasarkan data BMKG rentang magnitudo gempa masih dalam katagori magnitudo kecil dan tidak berpotensi tsunami.

Advertisement

“Kami monitoring gempa bumi yang terjadi dari 10 Agustus pukul 05.15.36 WIB sampai dengan 11 Agustus 2021 Jam 12.57.51 WIB. Hasil monitoring telah terjadi 21 gempa bumi tektonik. Dengan epicenter di laut tepatnya Barat Daya Gunungkidul,” katanya, Rabu (11/8).

Baca juga: Baru Saja, Gempa M 4,8 di Cilacap Guncangan Hingga Pacitan

Ikhsan menjelaskan, penyebab rentetan gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo Australia menyusup ke bagian bawah lempeng Eurasia. Aktivitas ini menyebabkan adanya pelepasan energi yang merambat ke permukaan sebagai gempa bumi.

Advertisement

Rangkaian gempa bumi tersebut, katanya, tidak dirasakan tetapi tercatat oleh jaringan sensor seismograf BMKG. Menyikapi kejadian gempa bumi ini, ia meminta agar masyarakat tidak perlu panik dan tetap meningkatkan kesiapsiagaan.

Baca juga: Atraksi Penjual Tahu Bulat Ini Curi Perhatian Warganet

“Masyarakat agar jangan panik dan tetap tenang, selalu update informasi dari kanal-kanal resmi BMKG. Seperti website, aplikasi android Infobmkg dan WRS BMKG,” katanya mengenai rentetan gempa bumi.

Advertisement

Hingga kini, kata Ikhsan, belum ada satupun negara yang memiliki teknologi untuk memprediksi gempa bumi. Baik waktu kejadian, lokasi dan seberapa besar kekuatan gempa bumi terjadi. “Jangan mudah terpancing berita atau informasi yang belum terkonfirmasi kebenaran,” katanya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif