SOLOPOS.COM - Ilustrasi Monumen Jogja Kembali (JIBI/Harian Jogja/dok)

Agenda Jogja kali ini beruba pengusulan serbuan Kotabaru dan dua perjuangan lain ke tingkat nasional.

Harianjogja.com, JOGJA-Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 DIY telah mengusulkan tiga peristiwa bersejarah di DIY agar dijadikan agenda nasional. Ketiga peristiwa tersebut adalah Serbuan Kotabaru 7 Oktober 1945, Serangan Oemoem 1 Maret 1949, dan Jogja Kembali 1 Juni 1949.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

“Selama ini hanya kami yang memperingati. Kalau menjadi agenda nasional kan bisa diperingati secara nasional,” ungkap Ketua DHD Angkatan 45 DIY Bidang Sosialisasi Nilai Kejuangan, Gatot Marsono, usai memberi pembekalan kepada pelajar di Taman Makam Pahwalan (TMP) Jalan Kusumanegara, Selasa (6/10/2015).

Gatot mengatakan pihaknya sudah sejak tiga tahun lalu mengusulkan ketiga peristiwa itu menjadi agenda nasional ke pemerintah pusat melalui Dinas Sosial. Namun, belum menjadi perhatian. Ia menjelaskan Serbuan Kotabaru 7 Oktober 1945 silam merupakan pertempuran fisik pertama setelah kemerdekaan. Serangan dilakukan lantaran masih ada bendera Jepang berkibar di Gedung Agung. Serangan tersebut berhasil membubarkan tentara Jepang.

“Namun ada 21 warga pribumi menjadi korban dari peristiwa Serbuan Kotabaru,” paparnya.

Sebagian nama pejuang yang gugur itu menjadi nama-nama jalan di Jogja, seperti A Bakar Ali, Ahmad Jazuli, dan Faridan M Notom. Ada 17 korban Serangan Kotabaru yang dimakamkan di TMP Kusumanegara. Sementara sisanya di lokasi lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya