SOLOPOS.COM - pameran yang digelar di galeri Jogja Nasional Museum (JNM) pada 7-14 Mei lalu. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Agenda seni Jogja menampilkan pameran karya seni yang merekontruksi realitas kehidupan Sarkem dan warga Sosrowijayan Kulon

Harianjogja.com, JOGJA– Berbicara Pasar Kembang (Sarkem) tidak bisa hanya dari sisi prostitusi, meski praktek prostitusi itu benar adanya. Namun, Sarkem juga memiliki sejarah panjang hubungan para pekerja seks komersial (PSK) dengan warga sekitar Sarkem yang terjalin dengan baik.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Potret kehidupan Sarkem dan warga Sosrowijayan yang terjalin harmonis itu diangkat oleh dua seniman perempuan dalam pameran yang digelar di galeri Jogja Nasional Museum (JNM) pada 7-14 Mei lalu.

Pameran bertajuk #Red Distict Project itu menampilkan enam karya seni dalam bentuk foto, video, cukil kayu, seni rupa, karton, dan ilustrasi video karaoke. Keenam karya seniman Lashita Situmorang dan Karina Roosvita Indirasari mencoba merekontruksi realitas kehidupan Sarkem dan warga Sosrowijayan Kulon dalam sebuah seni yang bisa dilihat di galeri.

Salah satu karya Lashita adalah tujuh seri foto bergambar Lashita yang mengenakan pakaian ketat. Ia menggunakan dirinya sebagai “Mawar” duduk sambil menyilangkan kakinya  yang yang hendak bercerita tentang profesinya di Kampung Sosrowijayan Kulon. Bagaimana ia menilai, mempertimbangkan tubuhnya dan berelasi dengan warga sekitar.

“Ini menggambarkan bagaimana baju bisa menciptakan nilai pada tubuh pekerja seks lewat karya seni,” kata Lashita saat penutupan pameran, Sabtu pekan lalu.

Di bagian lain juga ada terdapat foto clouse up dengan dandanan ala kartini, yang menggambarkan bagaimana warga dan PSK berbaur dalam berbagai kegiatan warga. Lalu, ada simulasi ruang karaoke dalam sebuah video. Video simulasi ruang karaoke Karina Roosvita Indirasari itu merupakan rekontruksi kamar karaoke yang bermunculan sejak 2009 yang sebelumnya tidak ada.

Banyak rumah dan losmen yang telah bergeser bisnisnya menyediakan ruang karaoke pribadi. Perubahan tersebut menyebabkan munculnya pemahaman yang berbeda dari konsep penggunaan ruang di Pasar Kembang, “Penduduk menyebutnya kawasan wisata malam daripada zona prostitusi,” kata Vita.

Lalu potret aktivitas warga dalam seni cukil kayu. Lashita  mengatakan bagaimana interaksi PSK dan warga Sosrowijayan Kulon terjalin dengan baik yang tidak ditemukan di lokasi-lokasi lain, saling menghormati, saling bekerjasama dalam berbagai kegiatan di kampung, tanpa membeda-bedakan antara warga dan PSK, justeru saling menguatkan.

Penataan kampung yang tadinya kumuh itu kini sudah terlihat nyaman, rumah-rumah dicat, terdapat toilet umum. Lashita mengatakan proyeknya tersebut ingin mencari temuan-temuan baru tentang Kampung Sosrowijayan Kulon. Ia juga telah membuat video sejarah Kampung Sosrowijayan Kulon, adanya istilah Pasar Kembangm, dan bagaimana hubungan antara PSK dan warga terjalin dengan baik.

Hubungan yang harmonis itu, kata Lashita, tentu tidak lepas dari sejarah panjang. Dimana kawasan Pasar Kembang awalnya disebut Balokan pada zaman Belanda dulu atau sekitar 125 tahun lalu, karena lokasi tersebut dahulu tempat penyimpanan balok-balok dan bahan bangunan untuk membangun rel kereta api.

Seriring perkembangan aktivitas dari pembangunan rel kereta api banyak warga menyediakan penginapan untuk para pekerja rel kereta api. Lokasi balokan pun berganti menjadi Pasar Kembang karena banyak yang jualan kembang saat itu, lalu muncul para pekerja seks untuk melayani para pekerja. “Lewat seni kita bisa membicarakan hal yang tabu,” katanya.

Lashita menambahkan proyek Red Distric Project Sebut Saja “Mawar” merupakan proyek keduanya. sebelumnya proyek serupa juga dilakukan pada 2008-2009. dalam proyek keduanya ini ia juga membuat video perkembangan kampung Sosrowijayan dan Sarkem dari 2008-2016 dalam video berdurasi 24 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya