SOLOPOS.COM - Gunarto menunjukkan lokasi bocornya pipa PDAM di Kepek I, Kepek, Wonosari beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Air bersih di Gunungkidul yang dipasok oleh PDAM rawan macet terutama di wilayah perkotaan karena pipa retak dan patah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pipa sambungan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani yang dibangun di penjuru Kota Wonosari, terbuat dari bahan asbes yang tergolong rawan retak dan patah.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Pipa tersebut berada di kawasan perkotaan, khususnya di jalan protokol. Dengan panjang lebih kurang 12 kilometer, dengan diameter 12 inci, 10 inci, enam inci, dan empat inci.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Wonosari, Isnawan Fibriyanto pada Senin (7/9/2015). Ia menerangkan, retakan maupun pecah dapat terjadi ketika pipa yang berada di bawah tanah itu terkena beban yang berat dari bagian atas. Padahal dapat dipastikan, pipa kerapkali mendapat tekanan besar dari atas, baik kendaraan atau lainnya.

Keterangan tersebut diungkapkan menyusul adanya kabar bahwa beberapa dusun di Desa Kepek akan tidak teraliri air PDAM paling lama tiga hari [mulai (7-9 September 2015], karena adanya perbaikan pipa di wilayah utara Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.

Ia mengakui bahwa bahan pipa dari asbes memiliki sejumlah kekurangan, salah satunya tidak lentur. Sehingga, apabila terjadi kasus pipa retak atau patah, PDAM kemudian memperbaiki dengan cara menyambung pipa lama dengan pipa baru dengan bahan pvc atau bahan lain yang lebih lentur.

Tindakan itu yang juga akan dilakukan selama masa perbaikan pipa yang berlokasi di sebelah utara RSUD Wonosari saat ini.

“Namun kalaupun air tidak mengalir ke permukiman, tiga hari adalah waktu maksimal, kami upayakan pada esok hari [Selasa, 8/9] air bisa mengalir kembali,” terangnya.

Pihaknya akan meminta para pekerja di lapangan untuk memersiapkan terlebih dahulu peralatan dan bahan yang diperlukan untuk perbaikan pipa. Pekerjaan akan dilakukan hingga malam hari, agar pagi hari dapat diperkirakan selesai dan air dapat mengalir normal ke permukiman warga.

Saat disinggung apakah PDAM akan melakukan penggantian pipa, Isnawan menyebut hal itu tidak mudah dilakukan, meski sudah ada rencana yang disusun. Sejumlah kendala yang dimiliki yakni tenaga kerja yang mahal, di samping itu anggaran yang masih diredesain. Pasalnya, penganggaran juga membutuhkan ‘update’ harga terbaru dari bahan pvc atau bahan lainnya.

“Minimal butuh dana Rp10 miliar, itu untuk menanam pipa. Dan penggantian dilakukan dengan cara, membiarkan pipa sambungan lama tetap di lokasi lama, namun pipa baru akan disambungkan ke pipa yang lama,” imbuhnya.

Kendati demikian, PDAM selalu menganggarkan 10 persen anggaran dari total biaya produksi, atau Rp150 juta per tahun untuk perbaikan.

Salah satu pelanggan PDAM Tirta Handayani Wonosari, Gunarto mengeluhkan kondisi air PDAM yang selama ini kerap tidak mengalir lancar seharian penuh di rumahnya. Padahal tarif terbilang cukup mahal. Sementara, setiap kali air tidak mengalir, maka PDAM akan memberikan alasan bahwa sedang ada perbaikan pipa.

“Kok sepertinya tidak profesional ya kinerjanya, pelayanan semakin memburuk,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya