SOLOPOS.COM - Warga dan relawan bergotong royong mengangkat batu untuk membenahi longsoran yang merusak jaringan pipa air bersih di Kawasan Sabo Dam Kalikuning, Plunyon, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Jumat (1/4/2016). (Foto istimewa)

Air bersih lereng Merapi rusak akibat tanah longsor, warga harus bergotong royong berhari-hari untuk memperbaikinya

Harianjogja.com, SLEMAN – Pasca terjadinya longsor tebing di Sabo Dam Kalikuning, Plunyon, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman yang mengenai saluran air, pasokan air bersih dan irigasi masih tersendat. Ratusan warga dari sembilan dusun di Umbulharjo bahu membahu bergotongroyong selama berhari-hari hingga, Jumat (1/4/2016).

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Sebelumnya longsor terjadi pada tebing setinggi 15 meter dengan luas area 30 meter merusak puluhan jaringan pipa air bersih baik dari mata air di Umbulwadon dan Umbullanang yang dikelola sejumlah desa di lereng Merapi maupun PDAM Sleman, pada Kamis (3/3/2016) lalu.

Kabag Pemerintahan Desa Umbulharjo Cangkringan Sleman Sriyono menjelaskan, beberapa hari pasca kejadian, saluran air putus total ke segala arah. Lebih dari 1.000 kepala keluarga di Umbulharjo saat itu kekurangan air bersih hingga meminta pasokan dropping air oleh Tagana Sleman.

Tak hanya itu, sejumlah KK di sisi timur wilayah Kecamatan Pakem juga turut terkena dampak. “Sampai dua hari pasca kejadian, masih dropping ke rumah warga,” ungkap Sriyono yang juga Ketua Tagana Kabupaten Sleman ini, Jumat (1/4/2016).

Ia menambahkan, warga dari sembilan dusun di Umbulharjo dibantu TNI, Polisi, relawan Tagana dan BPBD Sleman bergotong royong secara bergantian membenahi longsoran dengan memasang bronjong. Setiap harinya tak kurang dari 200 warga yang membantu.

Dapur umum didirikan dengan meminta bantuan dana dari warga pengguna air, pihak desa terdampak serta sejumlah hotel dan penginapan di kawasan lereng Merapi. Langkah itu ditempuh untuk mendukung bantuan dana kebencaanaan yang diberikan Pemkab Sleman agar bisa cepat terselesaikan.

“Besok [hari ini] gotong royong juga semua elemen masyarakat seperti karang taruna dikerahkan untung menutup longsoran. Sekaligus untuk mempererat persatuan warga bertemu kerja bakti,” tegasnya.

Hingga kemarin, kata dia, memang ada perkembangan air sudah dapat mengalir tetapi belum sepenuhnya normal. Dari sedikitnya 1.000 KK di Umbulharjo, masih ada sekitar 500 KK yang secara signifikan merasakan dampak karena untuk sementara pembagian distribusi air dilakukan secara bergilir sampai menunggu normal. Warga Umbulharjo pun harus menghemat air untuk sementara waktu karena sebelumnya selalu lancar dan tidak pernah digilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya