SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Empat bulan memasuki musim kemarau, sebagian warga Kecamatan Girisubo, Gunungkidul sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Selama tiga bulan terakhir, warga harus membeli air dari pihak swasta.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Sebagian warga rata-rata sudah tiga kali membeli air dengan dana sekitar Rp.300.000. Air tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan minum ternak.

“Rata-rata sudah tiga kali warga sekitar sini membeli air dalam tiga bulan berlangsung kemarau. Malah ada yang sudah ada yang mulai minta dropping keempat kali,” kata Miyarto, sopir tangki Desa Jepitu Kecamatan Girisubo kepada Harian Jogja, Rabu (4/7).

Wilayah Girisubo belum terjangkau saluran air dari sumber megaproyek Bribin dan Seropan. Di wilayah ini hanya ada enam pengusaha air bersih tangki swasta yang setiap hari beroperasi hampir 10 kali pengiriman.

Pengiriman air dilakukan enam armada tangki air yang beroperasi dengan memanfaatkan sumber mata air Puring tak jauh dari Pantai Wediombo.

Untuk pengambilan, pihak swasta membayar pemerintah desa setempat rata-rata bayar Rp15.000. Mereka kemudian menjual 5.000 liter air seharga Rp 70.000-Rp120.000 tergantung lokasi pengiriman.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya