SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN- Terkait aktivitas Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) DIY menyatakan belum ada yang perlu dikhawatirkan.

“Setelah terjadi embusan beberapa waktu lalu, aktivitas Merapi flat saja. Tidak ada alasan bagi kita untuk menaikkan status,” ungkap Kepala BPPTK DIY, Subandriyo, saat ditemui seusai kegiatan komunikasi sosial dengan komponen masyarakat dalam rangka kesiapsiagaan bencana alam dan kesiapan menghadapi Pemilu 2014 di Kodim 0734/Sleman, Kamis (13/3/2014)

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Menurut Subandriyo, setiap komponen dalam penanganan bencana, khususnya Merapi perlu menyatukan persepsi terkait tindakan menaikkan status aktivitas gunung.

Dia menegaskan bahwa menginterpretasi aktivitas Merapi bukanlah hal sepele. “Kita harus menyatukan persepsi bahwa interpretasi itu tidak mudah. Dalam menghadapi gejala Merapi, sesekali waktu kita butuh kumpul dan bertukar info,” katanya.

Dikatakan Subandriyo, banyaknya gunung yang aktif saat ini bukan sesuatu yang aneh.

“Kemungkinan akan seperti 1800-an karena Indonesia sudah tidak pernah ada letusan besar lagi,” paparnya.

Kendati belum ada gejala yang berarti, kemungkinan risiko itu tetap ada. “Awan panas masih selalu menjadi ancaman serius pada letusan gunung api,” imbuhnya.

Terkait persiapan menghadapi bencana alam, BPBD Sleman akan membentuk unit pelaksana penanganan bencana, baik di tingkat kecamatan maupun desa.

“Kami siapkan 35 titik pengungsian. Selain itu sister village akan tetap berjalan meski tidak ada bencana,” ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Julisetiono Dwi Wasito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya