Harianjogja.com, JOGJA- Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja Subandrio menegaskan bahwa letusan freatik Gunung Merapi tidak berisiko fatal jika material yang dilontarkan sampai mengenai manusia.
“Letusan freatik ini merupakan embusan asap dan material yang dibawa hanya material sisa erupsi, bukan merupakan material magmatik,” kata Subandrio, Kamis (12/12/2013).
Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar
Menurut dia, pihaknya telah melakukan pengujian terhadap pipa paralon yang ditemukan di lereng Gunung Merapi yang terdapat bagian yang meleleh akibat terkena embusan material saat terjadi embusan freatik beberapa waktu lalu.
“Pipa paralon itu memang ada yang meleleh, kemudian kami lakukan uji titik didih pipa paralon dan ternyata suhu titik didih pipa paralon hanya sekitar 200 derajat celsius,” katanya.
Ia mengatakan, sedangkan untuk suhu material magmatik saat dilontarkan dari perut gunung suhunya mencapai lebih dari 600 derajat celsius.
“Selain itu material yang dilontarkan embusan freatik suhu panasnya cepat turun, sedangkan material magmatik hingga berminggu-minggu suhunya tetap panas di atas 300 derajat celsius,” katanya.
Subandrio mengatakan, material embusan freatik tidak akan mengakibatkan terbakarnya objek yang terkena langsung.
“Kalau material erupsi magmatik akan membakar dan menghanguskan objek yang terkena dampak langsung,” katanya.