Harianjogja.com, JOGJA– Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo menyatakan aktivitas Merapi masih datar-datar saja meskipun saat ini salah satu gunung teraktif di dunia itu memasuki siklus empat tahunan.
Ia mengatakan, banyak orang yang berasumsi pada siklus keempat setelah erupsi 2010 aktivitas Merapi meningkat. “Orang berasumsi demikian, meski saya tak yakin,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/3/2014).
Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali
Akan tetapi, kalau pengulangan aktivitas letusan Merapi, ia sepakat. Dan, tidak didasarkan atas estimasi waktu siklus empat tahun. “Terjadi letusan lagi di Merapi sudah hampir pasti, tapi bisa cepat, bisa lama,” ungkapnya.
Mengenai prediksi besaran erupsi, Subandriyo juga belum dapat memastikannya. Ketika gas Merapi tinggi, akan terjadi letusa ekplosif, namun jika sebaliknya Merapi kembali ke karakternya, yakni membentuk kubah dan terjadi awan panas.
Gempa terakhir yang terjadi di Pacitan dengan kekuatan 5,2 sklala Richter (SR) pada Minggu (16/3/2014) lalu, menurut dia, tidak mempengaruhi aktivitas Merapi.
Katanya, hanya terjadi guguran lokal pada material erupsi di lereng Merapi karena dipengaruhi hujan. “Sejauh ini belum ada aktivitas seismic, masih flat, kemudian dari deformasi juga tidak menunjukan ada akumulasi tekanan,” ungkapnya.