Jogja
Senin, 28 April 2014 - 12:10 WIB

AKTIVITAS GUNUNG MERAPI : Warga Merapi Harus Selalu Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Gunung Merapi JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Harianjogja.com, SLEMAN- Di sekitar lereng Merapi ada tiga kawasan yang perlu diperhatikan dan diantisipasi saat terjadinya peningkatan aktivitas Merapi yaitu Desa Glagaharjo, Desa Kepuhharjo dan Desa Umbulharjo.

Di Desa Glagaharjo terutama di Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Srunen terdekat puncak Merapi masih ada permukiman penduduk. Di Dusun tersebut sudah dilengkapi dengan sirine penanda status Merapi. Namun yang perlu ditingkatkan adalah infrastruktur untuk evakuasi.

Advertisement

Di wilayah Desa Kepuhharjo  tidak hanya warga setempat tapi juga warga dari luar DIY yang berada di kawasan ini dengan ratusan truk setiap harinya. Pasalnya, di tempat itu banyak sekali sarana penambangan.

Karenanya untuk antisipasi dibutuhkan komunikasi cepat dan valid dalam hal informasi terkait aktivitas Merapi agar sewaktu-waktu dapat penambang dapat menindaklanjuti dengan cepat mengingat jalan kawasan ini tidak bisa memadai untuk berlari cepat.

Adapun di Desa Umbulharjo terdapat sejumlah tempat wisata dan penginapan. Karenanya, Pokdarwis harus selalu merespons dan meng-update aktivitas Merapi.

Advertisement

Pemerintah Kabupaten Sleman meminta kepada warga sekitar lereng Merapi agar mampu menyesuaikan dengan perubahan aktivitas Merapi yang terjadi akhir-akhir ini. Terutama bagi warga yang masih bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengakui jika aktivitas Merapi akhir-akhir ini beda dengan sebelumnya. Karena itu warga yang masih bermukim di sekitar lereng harus selalu siap siaga jika sewaktu-waktu terjadi aktivitas. Dalam hal ini pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan.

“Saya selalu mengingatkan kepada warga yang tinggal di Merapi harus selalu waspada walaupun status masih Aktif Normal karena fenomena yang terjadi akhir-akhir ini selalu tiba-tiba mengagetkan,” terangnya kepada Harian Jogja akhir pekan lalu.

Advertisement

Sri menambahkan kerap kali disampaikan bahwa wilayah KRB III sesuai aturan tidak diperbolehkan menjadi permukiman. Kendati demikian ada tiga dusun yakni Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul di Desa Glagaharjo yang nekat bermukim ada sekitar 400 kepala keluarga. Ia berharap warga dapat mempertimbangkannya lagi untuk bermukim di daerah aman.

“Juga selalu mengingatkan agar mereka [yang tinggal di KRB III] memikirkan atau mempertimbangkan lagi tinggal di daerah aman,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif