Jogja
Selasa, 13 Mei 2014 - 17:07 WIB

Aktivitas Gunung : Status Merapi Tetap Waspada, Slamet Turun Dari Siaga ke Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Harianjogja.com, JOGJA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi masih mempertahankan status Waspada Gunung Merapi, sedangkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurunkan status Gunung Slamet dari Siaga ke Waspada. Penentuan status kedua gunung itu didasarkan pada aktivitas akhir-akhir ini.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo mengatakan dengan melihat kegempaan di Merapi beberapa akhir ini belum dapat dikatakan menuju status Aktif Normal.

Advertisement

“Frekuensi kegempaan sekarang ini bergeser ke gempa vulkanik,” ujar Subandriyo saat ditemui Harianjogja.com di ruang kerjanya, Senin (12/5/2014).

Gempa vulkanik itu disertai dengan gempa low high frequency (LHF). BPPTKG mencatat gempa vulkanik pertama terjadi pada 5 Mei. Gempa itu terjadi kembali pada 7 Mei dengan jumlah kejadian sebanyak dua kali. Saat gempa vulkanik  berlangsung, terjadi  gempa tektonik terjadi sebanyak lima kali dan gempa tektonik jauh sebanyak satu kali. Subandriyo mengaku belum mengetahui peranan penting gempa tektonik itu pada Merapi. Tapi ketika terjadi gempa tektonik, mempengaruhi sistem merapi.

Buktinya, berturut-turut pada 8 sampai 12 Mei, saat gempa tektonik itu terjadi guguran dan gempa multiphase (MP). Gempa tektonik paling banyak tercatat pada 8 dan 9 Mei. Pada hari itu terjadi gempa MP sebanyak tiga dan 17 kali.

Advertisement

Sementara, status Gunung Slamet yang berada di perbatasan antara Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes dan Tegal, Jawa Tengah diturunkan dari Siaga (level III) menjadi Waspada (level II) sejak Senin pukul 16.00 WIB.

“Setelah melakukan evaluasi terhadap kondisi Gunung Slamet, statusnya diturunkan dari Siaga menjadi Waspada,” kata Kepala PVMBG M Hendrasto.

Meskipun status gunung tertinggi di Jawa Tengah tersebut turun, bukan berarti Gunung Slamet sudah terbuka dan tidak ada larangan terutama bagi para pendaki maupun warga sekitar lereng.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif