SOLOPOS.COM - Tim dari BPPT tengah bersiap untuk memasang alat pembaca gelombang. (JIBI/Harian Jogja/dok. SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul).

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Alat pembaca gelombang yang dipasang di perairan Pantai Kukup, Kemadang, Tanjungsari hilang. Lalu bagaimana kondisi gelombang di Pantai Selatan?

Staf Data dan Informasi Badan Meteorologi , Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY Agus Priyanto mengatakan alat yang dipasang di laut baik oleh BBPT maupun BMKG biasanya dirancang untuk tahan dalam kondisi ekstrim. Misalnya saja, ketika ada gelombang besar, alat tersebut tetap tidak hanyut. Alat juga tidak mengalami kerusakan jika terkena benturan keras.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

“Alat bisa saja hanyut ketika usia alat tersebut sudah tua. Biasanya, buoy pembaca gelombang dipasang dengan rantai yang sangat kuat,” ujar dia, Minggu (14/12/2014).

Ia menjelaskan ada beberapa kemungkinan jika alat hilang. Pertama, bisa saja ulah manusia. Kedua, saat pemasangan, tidak dilakukan dengan cermat dan kuat sehingga bisa hanyut terbawa gelombang.

Ditanya mengenai kondisi Pantai Selatan saat ini, Agus menuturkan tren gelombang mengalami kenaikan. Kenaikan gelombang tersebut dipengaruhi badai tropis bernama Bakung.

“Terakhir, badai tersebut terpantau di sebelah barat Jawa Barat. Badai tersebut berangsur-angsur menjauh,” ungkap dia.

Agus menjelaskan, gelombang mengalami kenaikan satu hingga dua meter. Untuk di wilayah DIY, ketinggian gelombang menjadi dua hingga tiga meter dari 1,5 hingga dua meter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya