SOLOPOS.COM - Tebu ilustrasi

Tebu ilustrasi

BANTUL—Alih fungsi lahan tebu menyebabkan suplai produksi gula menurun. Akibatnya, produksi gula yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat Indonesia DIY, Ristiyanto mengatakan, setiap tahunnya ada sekitar 10 hektare hingga 15 hektare lahan tebu yang beralih fungsi menjadi lahan perumahan atau lahan padi.

Untuk itu, sesuai dengan program swasembada gula nasional, pihaknya pun mendorong adanya perluasan lahan tebu guna meningkatkan produktivitas tebu. Namun ia mengakui, peningkatan produksi tebu di Bantul memang sulit dilakukan.

“Apalagi, lahan tebu yang dimiliki petani relatif sempit,” ujarnya kepada Harian Jogja, Senin (14/5).

Selain itu, diakuinya masyarakat masih kurang tertarik untuk menanam tebu dan lebih memilih untuk menanam padi. Sehingga, banyak juga petani tebu yang beralih menjadi petani padi atau menyewakan lahannya untuk ditanami padi karena lebih menjanjikan.

Agar suplai tebu ke pabrik gula bisa meningkat, pihaknya mengupayakan agar petani dan pemilik lahan tebu melakukan optimalisasi produksi. Lahan-lahan yang kurang produktif terutama lahan tadah hujan, akan mulai dikembangkan untuk bisa ditanami tebu.

Ketua Komisi B DPRD Bantul, Uminto Giring Wibowo mengakui makin berkurangnya lahan tebu menyebabkan kurang optimalnya produksi gula di PG Madukismo, karena pasokan tebu menipis.

Di Bantul, lanjutnya, ada sekitar 5.000 hektare lahan tebu dan setiap tahun terus mengalami penurunan. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya