SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian yang beralih fungsi. (Dok. Solopos.com/JIBI/ Bisnis.com)

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bantul, mengklaim bahwa alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian di wilayah ini tidak mempengaruhi produktivitas padi.

“Kalau penurunan produksi memang iya, tapi secara keseluruhan tidak terlalu signifikan mempengaruhi produktivitas padi karena pengurangan itu masih bisa ditutupi dengan peningkatkan produktivitas setiap hektarenya,” kata Kepala BKPPP Bantul Pulung Haryadi, Selasa (19/8/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut dia, alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian di Bantul karena dampak pertumbuhan perumahan terutama di wilayah aglomerasi yang berbatasan dengan perkotaan antara 40 sampai 50 hektare per tahun.

“Alih fungsi lahan pertanian kebanyakan ada di daerah pinggiran Bantul yang tidak produktif untuk pertanian, sementara kalau daerah hijau masih utuh, sehingga dampaknya tidak terlalu signifikan,” katanya.

Ia menyebutkan saat ini lahan pertanian di wilayah Bantul seluas 15.865 hektare tersebar di 17 kecamatan se-Bantul, dengan produktivitas padi rata-rata enam sampai delapan ton per hektare tergantung tingkat kesuburan lahan pertanian tersebut.

“Petani di lahan pertanian produktif itu terus meningkatkan produktivitas padi per hektare untuk mengoptimalkan hasilnya, sehingga ketika terjadi alih fungsi lahan pertanian yang tidak produktif, tidak terlalu ada pengaruhnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya