SOLOPOS.COM - Polisi tengah memeriksa bus wisata yang mengalami kecelakaan di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (6/2/2022). (Solopos.com - ANTARA/Dewangga)

Solopos.com, BANTUL — Teriakan penumpang mengiringi kecelakaan maut yang menimpa bus pariwisata di Bukit Bego, Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022). Kecelakaan tunggal itu pun merenggut 13 nyawa, yang terdiri dari penumpang dan sopir.

Dalam kejadian itu, bus mengangkut 47 penumpang dari Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka adalah rombongan keluarga karyawan pabrik garmen yang sedang berwisata ke kawasan Jogja.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sedianya rombongan di dalam bus itu hendak menuju ke Malioboro. Mereka berangkat dari Sukoharjo pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB.

Baca juga: Detik-Detik Kecelakaan Maut Bus Wisata di Bantul: Mogok – Rem Blong

Rombongan hendak bertamasya ke Malioboro, Puncak Becici, dan Pantai Parangtritis. Namun, ujar Danarto, karena di trotoar Malioboro sudah tidak ada pedagang kaki lima atau PKL, tujuan wisata diubah ke Tebing Breksi Sleman kemudian berlanjut ke Puncak Becici. Terakhir adalah hendak ke Pantai Parangtritis.

Salah seorang korban selamat, Danarto, 38, menceritakan detik-detik terakhir sebelum bus menabrak tebing Bukit Bego. Saat itu dia duduk di kursi tambahan di samping sopir.

Ia mengatakan saat naik di Tebing Breksi dan Puncak Becici, bus sudah mengalami masalah. Bahkan setelah dari Puncak Becici di Jalan Mangunan, bus tak kuat melewati jalan menanjak. Mesinnya pun mati. Di tengah tanjakan, semua penumpang turun. Kenek harus memberikan pengganjal di roda agas bus tak melorot.

Baca juga: Takbir Penumpang Iringi Tabrakan Bus Maut di Bukit Bego Bantul

Mesin bus kembali menyala dan berhasil mengatasi tanjakan. Semua penumpang kembali naik dan dan melanjutkan perjalanan.

Menurut Danarto, sopir sempat berbicara kepada kenek dan menduga bus mengalami masalah. Filternya kotor. Namun, si sopir tetap meminta penumpang untuk tidak panik.

Bus kemudian melewati Jalan Mangunan Imogiri. Di jalanan menurun, awalnya bus melaju biasa. Namun di tikungan Bukit Bego, sopir terlihat panik dan memainkan perseneling. Bus berjalan di gigi tiga. Setelah itu, bus oleng ke kanan dan ke kiri.

“Bus melaju kencang, mungkin remnya blong, kemudian brukkkk, menabrak tebing,” kata Danarto saat ditemui di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Senin (7/2/2022) pagi.

Baca juga: Bukit Bego, Jalur Maut Lokasi Kecelakaan Bus di Bantul

Menurut dia, sopir bus membanting setir ke kanan dan menabrakkan bodi bus ke tebing karena di depan ada truk pengangkut pasir. Jika sopir tak banting setir ke kanan, bus bisa manabrak truk.

“Waktu benturan saya terlempar dari bus, masuk selokan,” ujar dia.

Takbir Penumpang

Sri Rahayu, istri Danarto mengatakan sebelum bus menabrak tebing, penumpang sudah panik dan meneriakkan nama Tuhan.

“Sopir enggak bilang apa-apa. Tapi penumpang pada teriak Allahuakbar Alahuakbar setelah itu brukkk, langsung menabrak tebing. Saya ikut terlempar ke luar bus,” ungkap Sru Rahayu.

Keluarga Danarto yang terdiri dari istri dan dua anaknya selamat dari kecelakaan bus maut. Namun mereka harus menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Bantul karena menderita luka-luka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya