Jogja
Jumat, 7 Maret 2014 - 16:11 WIB

Alokasi Pupuk Bersubsidi Berkurang, Sebagian Petani Kulonprogo Pilih Pupuk Kandang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pupuk kandang (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sebagian kelompok tani di Kulonprogo tidak mengurangi kebutuhan pupuk bersubsidi untuk lahan pertanian, sekalipun penyaluran pupuk bersubsidi diperketat oleh Pemkab Kulonprogo.

Untung Raharjo, anggota Kelompok Tani (poktan) Martani Giripeni, Kecamatan Wates, menuturkan, sudah mendapat pemberitahuan tentang pembatasan pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat ke daerah, akan tetapi hal ini tidak berdampak bagi kelompok taninya.

Advertisement

“Kami punya daftar rata-rata kebutuhan pupuk untuk tanaman pangan bagi kelompok tani dan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo juga sudah mengetahuinya,” jelasnya, Kamis (6/3/2014).

Disebutkannya, tahun ini kebutuhan pupuk untuk musim tanam (MT) II Kelompok Tani Martani sudah dicantumkan dalam dokumen rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), yakni urea sebanyak empat ton dan NPK sejumlah delapan ton.

Ia mengaku belum mendapat pupuk bersubsidi pada MT II ini, akan tetapi berdasarkan informasi yang diperoleh dari kios, pupuk dapat diambil selama RDKK sudah selesai dibuat.

Advertisement

“Sepertinya tidak ada perubahan alokasi pupuk bersubsidi di poktan kami, sesuai dengan kebutuhan yang tertulis di RDKK,” kata Untung.

Margiono, Ketua Poktan Sogan, Kecamatan Wates, mengatakan, pembatasan pupuk bersubsidi membuat sebagian petani di wilayahnya beralih menggunakan pupuk kandang. Konsekuensinya, petani siap dengan penurunan hasil produksi mengingat pupuk kandang hanya berfungsi sebagai penyubur tanah dan bukan untuk peningkatan produksi, seperti urea, NPK, dan sebagainya.

“Tapi ya bagaimana lagi ketimbang tidak ada produksi sama sekali,” imbuhnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif