SOLOPOS.COM - Landmark Alun-alun Wates yang dipasang di sisi timur disesalkan warga karena berlatar belakang lapak pedagang angkringan, Senin (28/9/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Alun-alun Wates dipasang tulisan yang keren untuk berfoto, sayangnya keberadaan tenda angkringan mengganggu pemandangan

Harianjogja.com, KULONPROGO – Alun-alun Wates sebagai jantung ibukota Kabupaten Kulonprogo terus mempercantik diri. Landmark alun-alun yang dipasang belum lama ini, justru dinilai tak sedap dipandang mata karena kesemrawutan pedagang di sekitarnya.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Landmark bertulis Alun-alun Wates berwarna merah dipasang di sisi timur kawasan tersebut. Menurut Desi Aprilia, warga Terbah, tulisan tersebut semakin memperbagus Kota Wates. Masyarakat luar Kulonprogo terutama akan mengetahui lokasi tersebut sebagai Alun-alun Wates.

“Bagus buat kota ini, karena pendatang jadi tahu kalau ini alun-alunnya Kulonprogo. Selain itu, pemandangan tempat ini jadi semakin bagus seperti di Jogja,” ujar Desi, Senin (28/9).

Desi mengatakan, landmark tersebut bagus sebagai lokasi foto. Apalagi setiap sore, banyak warga dan anak muda yang datang menghabiskan waktu di tempat ini. Namun, dirinya mengeluhkan penataan pedagang alun-alun yang terkesan semrawut.

Bahkan, tampak beberapa pedagang mendirikan lapaknya di dalam alun-alun. Hal itu dirasa cukup menganggu pemandangan. Desi juga mengaku enggan mengambil foto atau sekedar berfoto dengan latar belakang landamark Alun-alun Wates.

“Gambarnya jadi tidak bagus. Masak, nanti foto belakangnya tulisan Alun-alun Wates dan ada tenda angkringan,” ungkap Desi.

Padahal, kawasan ini tengah dipercantik untuk menyambut PORDA XIII DIY yang akan diselenggarakan Oktober mendatang. Selain itu, penataan alun-alun diharapkan dapat semakin mempercantik perkotaan Wates, sehingga dapat memberikan kesan yang menarik bagi Kulonprogo.

Selain semrawutnya penataan pedagang yang ada di kawasan alun-alun. Landmark tersebut juga dinilai terlalu kecil ukurannya. Berkaca dari beberapa kota besar di Indonesia maupun di dunia, ukuran landmark nama kota biasanya dibuat dengan ukuran yang cukup besar.

“Menurut saya, tulisannya juga terlalu kecil. Seharusnya bisa dibuat lebih besar lagi,” ujar Juni Retnosari, siswi SMK Muhammadiyah 1 Wates.

Juni mengatakan, semestinya ukuran huruf pada tulisan tersebut dapat diperbesar. Sehingga dapat terlihat jelas dari luar alun-alun. Apalagi tulisan tersebut tujuannya sebagai penanda kawasan taman kota ini.

“Selain itu, saya juga berharap pedagang di sekitar sini dapat diatur lebih baik lagi. Jadi tamannya juga rapi. Kalau bisa diberikan tempat khusus juga buat pengunjung, karena ada fasilitas wifi, setidaknya ada bangku juga di sini,” imbuh Juni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya