Abdul Hamid Razak-harian Jogja / Kaled Hasby Ashshidiqy | SOLOPOS.com
Sejumlah upaya untuk mewujudkan ambisi itu pun sudah dilakukan.
"Kami targetkan terbentuk sebanyak 1.000 petani milenial pada tahun 2024. Kami berharap target ini bisa terpenuhi dengan lebih cepat," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Heru Saptono, di sela panen perdana hasil pertanian petani milenial, Senin (12/4/2021).
Lahan pertanian seluas 1,5 hektare tersebut berada di demonstration ploting (demplot) seluas 1,5 hektar di utara area Rumah Dinas Bupati Sleman. Sebenarnya, ada 4 hektare demplot yang diinisiasi Bupati Sleman itu. Namun baru 1,5 hektare yang sudah panen. Demplot tersebut juga dijadikan sarana sekolah tani. “Jadi nanti petani milenial bisa belajar disini untuk menekuni bidang pertanian,” kata Heru.
Baca Juga: Bupati Sleman Keluarkan SE Terkait Operasional Toko Selama Ramadan, Ini Isinya
Ia menambahkan, selain menguasai bidang pertanian, petani milenial juga harus menguasai teknologi. Seperti yang dilakukan pada acara tersebut, ada demonstrasi penyemprotan cabai menggunakan drone. "Ini sebagai motivasi bagi petani milenial, bertani tidak harus menyentuh lahan tapi bisa melalui teknologi," jelasnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menjelaskan 1,5 hektar demplot yang disediakan bisa untuk menanam berbagai komoditas pertanian. Seperti ketela rambat, bengkuang, cabai, melon, semangka, kacang panjang, bawang merah, kubis, nanas, dan lidah buaya dengan sistem tumpangsari. Ia berharap petani milenial nantinya bisa menjadi petani andalan Sleman.
"Melihat dari perkembangan saat ini, anak-anak muda kurang berminat pada sektor pertanian. Maka dari itu kami mendorong terbentuknya petani milenial untuk meregenerasi dan lebih memajukan pertanian," kata Kustini.